Presiden Turki Erdogen Dilaporkan Protes Soal Ornamen Di Ruang Sidang PBB

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan mengeluh atas penggunaan warna-warna cerah yang menyelimuti interior Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat.

Erdogan mengaku merasa tidak nyaman atas penggunaan warna cerah tersebut. Nuansa warna-warni ini, dinilainya mewakili identitas komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

“Salah satu masalah yang paling mengganggu saya adalah ketika memasuki Majelis Umum PBB, Anda melihat warna LGBT di tangga dan tempat lain,” kata Erdogan dalam pernyataanya, dilansir dari Reuters, Jumat (22/9/2023).

Erdogan mengatakan, terkait hal ini dirinya berniat mendiskusikan keluhan tersebut, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.

“Berapa banyak LGBT yang ada di dunia saat ini? Betapa pun besarnya hak yang mereka miliki dalam langkah-langkah ini, mereka yang menentang LGBT juga mempunyai hak yang sama,” kata Erdogan.

Namun, sejumlah diplomat PBB berpendapat bahwa Erdogan mungkin salah mengartikan 17 warna berbeda tersebut. Sebab, warna-warni itu diasosiasikan dengan refleksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

Pekan ini, PBB mendekorasi bagian-bagian markas besarnya, termasuk bagian tangga, dengan warna pelangi Pride yang diasosiasikan dengan hak-hak LGBTQ. Hal itu dilakukan guna mempersiapkan pertemuan puncak yang diadakan awal pekan ini.

Meskipun Guterres adalah pendukung vokal hak-hak LGBTQ dan berbicara tentang diskriminasi, tidak ada warna pelangi di markas besar PBB yang mempromosikan hak-hak LGBTQ.

Juru bicara Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Erdogan.

17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang diadopsi oleh para pemimpin dunia pada tahun 2015 dengan batas waktu tahun 2030, merupakan daftar hal-hal yang harus dilakukan secara global.

Di dalamnya, mencakup penghapusan kelaparan kemiskinan ekstrem, memerangi perubahan iklim dan kesenjangan, serta mendorong kesetaraan gender..

Sementara itu, homoseksualitas bukanlah kejahatan di Turki. Namun, permusuhan terhadap homoseksualitas tersebar luas dan tindakan keras polisi terhadap parade Pride, semakin ketat selama bertahun-tahun.