Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, membongkar sindikat narkoba jaringan internasional yang dikendalikan warga negara Indonesia (WNI), Fredy Pratama. Keberadaan sindikat ini, sudah dipantau oleh aparat kepolisian sejak lama.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada mengatakan, sosok di balik sindikat yang beroperasi di Indonesia dan Malaysia bagian timur itu, terungkap berdasarkan 408 laporan kasus narkoba selama periode 2020 sampai September 2023.
Berikut fakta-fakta menarik seputar pengungkapan sindikat, beserta penangkapan orang-orang yang ada di baliknya:
Nama samaran
Wahyu mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian telah menangkap 884 tersangka terkait sindikat narkoba jaringan Fredy Pratama. Para tersangka dikenakan Pasal 114 ayat (2) Subsider Pasal 112 ayat (2), juncto Pasal 132 ayat (2) UU 35/2009 tentang Narkotika.
Selanjutnya, sejumlah tersangka dijerat Pasal 137 UU 35/2009 tentang Narkotika juncto Pasal 3, 4, 5 UU 8/2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dalam pengungkapan sindikat narkoba jaringan internasional ini, Polri menyita total Rp 10,5 triliun aset dan barang bukti. Rinciannya, Rp 55,02 miliar aset disita dari kasus tindak pidana narkotika dan Rp 273,43 miliar aset disita dari hasil TPPU.
“Kemudian, barang bukti 10,2 ton sabu jika dirupiah mencapai Rp 10,2 triliun dan 116.346 butir ekstasi ketika dirupiahkan mencapai Rp 63,99 miliar,” ujarnya melalui keterangan persnya, Selasa (12/9/2023).
Ia menuturkan, usai sindikat narkoba jaringan internasional terbongkar, banyak nama samaran yang mencuat hingga sosok Fredy Pratama terungkap.
“Fredy Pratama alias Miming dengan nama samaran di komunikasinya, (yaitu) The Secret, Casanova, Airbag, dan Mojopahit,” kata Wahyu.
Masih Buron
Sindikat narkoba jaringan internasional yang dikendalikan Fredy Pratama terbongkar dalam join operation melibatkan berbagai pihak. Polri bekerja sama dengan Drug Enforcement Administration United States, Royal Thailand Police, Royal Malaysia Police, Imigrasi, PPATK, Bea Cukai, dan Ditjen Pas.
“Ditelusuri bahwa sindikat narkoba ini mengedarkan narkoba dan bermuara pada satu orang, yaitu Fredy Pratama dan masih DPO (daftar pencarian orang), dan berada di Thailand,” ujar Wahyu.
Operasi Escobar
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menyebut, kegiatan pengungkapan sindikat narkoba jaringan internasional tersebut diberi nama ‘Sandi Operasi Escobar’.
“Ya ini nama operasinya sandi Escobar. Sandi operasi Escobar. Bukan dia (Fredy Pratama) Escobar, dia biasa aja,” ujar Mukti.
Sandi Operasi Escobar dilakukan sejak Mei 2023. Wilayah operasinya meliputi Sumatera dan Sulawesi. Ia tidak membantah nama sandi operasi penangkapan Fredy Pratama terinsipirasi nama gembong narkoba Kolombia, Pablo Emilio Escobar Graviria.
“Ini (sindkat narkoba) yang terbesar yang (pernah) diungkap,” ucap Mukti.
Ubah Wajah
Mukti menduga Fredy Pratama melakukan operasi plastik untuk mengubah wajahnya. Sebab, diketahui penampilannya berubah dari segi penampilan rupanya.
“Yah, ada kemungkinan dia mengubah wajah. Muka ya. Yah, mau operasi plastik kami enggak tahu, dia mengubah identitas dirinya,” tutur Mukti.
Ia menyebutkan, Fredy Pratama diketahui menjalankan bisnis narkoba sejak 2009. WNI asal Kalimantan Selatan tersebut sudah berstatus DPO sejak 2014.