Internasional

China Stop Impor Hasil Laut dari Jepang, Pasca Pembuangan Limbah PLTN Fukushima ke Samudera Pasifik

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Mike Bergmann

China memutuskan untuk mnagguhkan impor produk akuatik dari Jepang, menyusul adanya langkah negara Matahari Terbit itu untuk membuang limbah radioaktif olahan dari PLTN Fukushima ke laut, Kamis (24/8/2023).

Badan Bea Cukai China mengungkapkan, langkah tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah kontaminasi radioaktif pada pangan yang masuk ke negeri Tirai Bambu itu.

“Mencegah secara komprehensif risiko kontaminasi radioaktif terhadap keamanan pangan, melindungi kesehatan konsumen Tiongkok, dan memastikan keamanan makanan impor,” demikian bunyi pernyataan pers yang disampaikan Badan Bea Cukai China.

Masih dalam keterangan resminya, disampaikan pula langkah ini dilakukan untuk memperluas larangan sebelumnya, yakni hanya membatasi larangan impor terhadap produk laut yang didapat dari daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan bakal menerjunkan tim guna memantau pelepasan, serta memastikan penerapannya sesuai dengan standar keselamatan internasional yang relevan di Jepang.

Diberitakan, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan negaranya berencana membuang sekitar 1,3 juta metrik ton air limbah yang telah diolah, Selasa (23/8/2023) waktu setempat. Keputusan Jepang ini membuat China meradang.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menuduh Tokyo bersikap egois dan tidak bertanggung jawab karena terus melakukan pembuangan air limbah radioaktif ke laut.

“Laut harus diperlakukan sebagai barang umum bagi umat manusia. Bukan sebagai saluran pembuangan bagi umat manusia,” ujar Wenbin.

Namun IAEA memastikan bahwa pembuangan limbah radioaktif ke laut melalui prosedural yang ketat. Sehingga terbilang cukup aman. Air itu terlebih dahulu diolah lewat sistem ALPS. Mereka menyebutkan, ALPS mengacu pada Sistem Pemrosesan Cairan Tingkat Lanjut yang ada di Fukushima yang menghilangkan bahan radioaktif dari air limbah sebelum dibuang.

Mereka menyatakan, satu-satunya unsur radioaktif yang tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari air adalah tritium. Juru Bicara Kedutaan Besar Jepang di London mengatakan, air yang akan dibuang dimurnikan secara memadai melalui ALPS sampai konsentrasi bahan radioaktif selain tritium berada di bawah standar peraturan.

China tercatat merupakan importir ikan terbesar ke Jepang. Negara itu mendatangkan ikan dari Jepang senilai 71,7 miliar Yen atau USD493,4 juta, setara Rp7,5 triliun pada tahun 2022. Sementara itu, produk jenis krustasea dan moluska, seperti kepiting dan kerang, senilai 53,56 miliar yen setara Rp5,6 triliun.

Share: China Stop Impor Hasil Laut dari Jepang, Pasca Pembuangan Limbah PLTN Fukushima ke Samudera Pasifik