Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengelompokkan varian baru Omicron ke dalam kategori kewaspadaan tertinggi atau variant of concern (VOC) berdasarkan pengamatan pada perkembangan mutasi yang cepat.
Pakar ilmu kesehatan Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus B 1.1.529 itu diberi nama Omicron setelah resmi dikelompokkan dalam kategori VOC bersama Alpha (B 1.1.7), Beta (B 1.351), Gamma (P1) dan Delta (B 1.617.2), berdasarkan rekomendasi WHO’s Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE).
Asal: Menurut laporan WHO, Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan muncul di Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.
Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.
Lebih mudah menular: Varian VOC memiliki karakteristik lebih mudah menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, secara signifikan mengurangi netralisasi oleh antibodi, dapat mengurangi efektivitas pengobatan, vaksin atau diagnosis medis.
Muncul karena banyaknya mutasi: Dikutip dari Antara, Tjandra yang merupakan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengatakan Omicron adalah mutasi terbanyak virus COVID-19 yang terjadi selama ini dan sebagian mutasi ini berjenis baru.
Pertimbangan utamanya adalah karena banyaknya mutasi yang terjadi, ada yang mengatakan 30 di spike protein dan ada juga yg menyatakan sampai 50 total mutasi. Mutasi dalam jumlah banyak dan cepat dikhawatirkan memicu penyebaran yang cepat seperti yang terjadi di Afrika. Selain itu ada pula kemungkinan infeksi ulang hingga serangan pada sistem imun.
Menyebar di Eropa: Tjandra mengungkap, dalam beberapa minggu ini jumlah kasus varian Omicron naik tajam di hampir semua provinsi Afrika Selatan. Jika awalnya di Eropa baru hanya di temukan di Belgia, maka sejak kemarin bertambah tiga negara lain, Jerman, Inggris dan Italia, selain di Israel dan Hongkong sehingga sudah lintas benua.
Cepat masuk kategori VOC: Tjandra menambahkan WHO mengelompokkan varian Omicron dalam VOC pada 26 November 2021 sejak kali pertama virus tersebut terkonfirmasi pada 9 November 2021. Jarak antara virus ditemukan dengan dinyatakan sebagai VOC hanya 17 hari, atau tergolong cepat.
Gejala: Dikutip dari NY Post, Dr. Angelique Coetzee yang mengepalai Asosiasi Medis Afrika Selatan (SAMA) mengatakan varian Omicron memiliki gejala tidak biasa tetapi ringan pada pasien yang sehat. Dari sekitar 20 pasien yang positif dan menunjukkan gejala varian baru dan setengahnya belum divaksin, tak satu pun dari mereka yang terinfeksi mengalami kehilangan indra penciuman atau rasa, meski sedikit batuk.
Beberapa menunjukkan gejala nyeri otot dan kelelahan selama satu atau dua hari tidak enak badan. Coetzee khawatir pasien lanjut usia atau yang belum divaksinasi dapat mengalami gejala varian Omicron lebih parah, terutama mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit jantung. (Zal)
Baca Juga: