Isu Terkini

BMKG Sebut Wajar Suhu Bandung Tembus 17 Derajat Celcius

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Hani Fildzah

Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Kota Bandung mencatat suhu di Bandung, Jawa Barat sempat mencapai titik rendah ekstrem. Hal ini menyebabkan suhu di sana menjadi lebih dingin daripada biasanya.

Kepala BMKG Kota Bandung Teguh Rahayu mengatakan, suhu terendah di Kota Bandung pernah mencapai 17 derajat celcius. Ia mengatakan, angka itu jauh lebih rendah dibandingka suhu rata-rata harian kota tersebut.

Berdasarkan catatan BMKG, kata dia dari tanggal 14 hingga 18 Juli 2023, suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celcius. Namun, pada tanggal 18 Juli terjadi penurunan suhu ke 17 derajat celcius.

“Padahal suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat celcius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat celcius,” ujar Ayu melalui keterangan persnya, Kamis (20/7/2023).

Meski demikian, menurutnya kondisi ini merupakan hal yang wajar, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Bandung sudah memasuki musim kemarau.

“Suhu dingin ini, merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus, yang dapat kita lihat dalam beberapa hari ke belakang ini,” terangnya.

Ayu menyebutkan bahwa suhu dingin di bawah kondisi normal, memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, terutama di malam hari.

Sebab, lanjut dia ketika musim kemarau, pada siang hari, terjadi terik sinar matahari tertinggi karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya, permukaan Buki menerima radiasi yang maksimal.

Sedangkan pada malam hari, Bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Oleh sebab itu, pada malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.

“Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang terbilang ekstrim di malam hingga dini hari,” ungkapnya.

Selain itu, Ayu menyebutkan penyebab lainnya adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia. Ia menyebutkan, terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, menyebabkan pergerakan massa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monsun Australia.

“Ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” ujarnya.

Adapun fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Sedangkan, pada awal September akan berangsur menghangat kembali.

Terkait kondisi ini, Ayu mengimbau seluruh masyarakat terutama di Kota Bandung untuk tidak khawatir melihat fenomena tersebut.

Pasalnya, suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi, terutama untuk wilayah Indonesia di bagian bumi selatan.

“Masyarakat diharap untuk menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit,” tandasnya.

Share: BMKG Sebut Wajar Suhu Bandung Tembus 17 Derajat Celcius