Gubernur Bali, Wayan Koster berencana untuk menolak wacana dilakukannya pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali.
Hal tersebut disampaikannya, sebagai tanggapan video viral di media sosial yang memperlihatkan desain tol bawah laut sepanjang dua kilometer menghubungkan Pulau Jawa dan Bali. Adapun video viral tersebut, disebut dibuat lembaga kementerian.
“Kalau jembatan Jawa-Bali, tidak! Saya tolak!. Cukup dengan kapal, alam menciptakan itu, pakai kapal, kalau tidak, kapalnya tidak jalan. Tidak ada (jembatan penghubung),” tutur Koster dalam keterangan persnya, Senin (17/7/2023).
Sebelumnya, Koster mengaku pernah ditelepon Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono terkait rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Jawa dan Bali.
Koster menolak wacana tersebut karena pembangunan jembatan penghubung Jawa dan Bali bisa melanggar adat yang sakral.
Ia menyebutkan, pemikiran itu berdasarkan pertimbangan mitologi Hindu, Dang Hyang Siddhi Mantra.
“Mitologi itu sengaja memisahkan Jawa dan Bali dengan laut sebagai pembatas sekaligus penyaring atas pengaruh negatif dari luar,” ucapnya.
Pembangunan jembatan tersebut memang dari segi ekonomi menguntungkan, karena banyaknya mobil dan sepeda motor yang bisa dengan mudah melintasi Selat Bali.
Akan tetapi, pembangunan jembatan penghubung itu bisa berdampak buruk pada tatanan sosial-politik dan budaya masyarakat Bali.
Di sisi lain, pembangunan jembatan ditolak masyarakat Bali yang percaya bahwa posisi manusia atau jembatan dilarang lebih tinggi daripada tempat sembahyang dan tempat menaruh sesajen.
Jika dibangun, posisi jembatan penghubung Jawa dan Bali diperkirakan akan lebih tinggi daripada perairan dan daratan karena ombak Selat Bali yang kerap lebih tinggi dan kuat.