Internasional

China Nyatakan Siap Pertahankan Stabililtas Nasional Rusia setelah Pemberontakan Wagner

Admin — Asumsi.co

featured image
Presiden Rusia Vladimir Putin (Instagram/@vladimir.putin_official)

Pemerintah China menyatakan dukungan untuk Rusia setelah pemberontakan Wagner Group terhadap Kremlin. Wagner Group sebelumnya adalah kelompok tentara bayaran yang jasanya digunakan Rusia dalam invasi ke Ukraina.

Belakangan, Wagner Group berbalik menyerang Rusia setelah militer Rusia diduga menyerang kamp Wagner Group. Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengatakan seribuan tentaranya tewas dalam serangan itu.

Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia, Michael McFaul menyebut serangan Rusia ke kamp Wagner Group yang dibalas pemberontakan Wagner Group kepada Kremlin sebagai tanda perpecahan internal dalam kepemimpinan Vladimir Putin, Presiden Rusia. Menurut McFaul ada dua faksi di militer Rusia yang bersaing untuk mendapatkan kepercayaan Putin.

Dua faksi itu terdiri dari faksi militer swasta dan pemerintahan. Perselisihan kedua faksi dipandang sebagai terlucutinya kepemimpinan Putin yang semula kokoh.

Di tengah situasi ini, China menyatakan siap menopang Rusia menjaga stabilitas nasional. Pernyataan Beijing disampaikan sehari setelah pemberontakan Wagner Group berhasil digagalkan.

Menurut Reuters, dukungan Beijing disampaikan langsung lewat Kementerian Luar Negeri pada Minggu (25/6/2023) kepada Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko dalam kunjungannya ke Beijing. Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China menyebut pertemuan itu sebatas pertukarang pandangan soal hubungan China dan Rusia.

Ada juga pembahasan masalah internasional dan regional yang jadi perhatian bersama dua negara. Namun belakangan, Kementerian Luar Negeri China menyatakan dukungan untuk menjaga stabilitas nasional Rusia seiring meningkatnya ketegangan beberapa waktu belakangan.

Pemberontakan Wagner Group sendiri dianggap sebagai tantangan paling serius dalam kepemimpinan Putin dalam invasi Rusia ke Ukraina. Pemberontakan itu digagalkan pada Sabtu (24/6/2023) setelah Prigozhin dan Kremlin mencapai kesepakatan.

Kremlin sepakat melepaskan Prigozhin dan tentaranya dari tuntutan pidana. Hal ini diberikan sebagai imbalan dari keputusan Prigozhin menarik kembali tentaranya ke pangkalan. Sebagai kesepakatan tambahan, Kremlin mengizinkan Prigozhin mengungsi ke Belarusia.

Baca Juga:

Elite Media Rusia Catut Nama Putin, Sebut Sang Presiden akan Serang NATO

Donald Trump Klaim Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina Dalam Sehari Jika Terpilih Lagi Jadi Presiden

Ancaman Baru buat Sipil Ukraina: Ranjau Tak Terhitung Terbawa Banjir Bendungan Kakhovka?

Share: China Nyatakan Siap Pertahankan Stabililtas Nasional Rusia setelah Pemberontakan Wagner