Ukraina menyatakan menolak proposal perdamaian yang diusulkan oleh Indonesia untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
Dianggap Aneh: Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menganggap proposal yang diajukan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto itu sebagai proposal yang aneh.
Bahkan, menurutnya lebih terdengar sebagai rencana Rusia, ketimbang bentuk proposal perdamaian.
“Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia,” kata Reznikov melalui pernyataan pers, dilansir dari Press TV, Senin (5/6/2023).
Tolak Jadi Mediator: Reznikov pun menegaskan, terkait proposal perdamaian ini pihaknya menolak untuk menjadi mediator bagi Indonesia.
“Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini,” ucapnya.
Usulan Indonesia: Prabowo sebelumnya telah menyarankan gagasan penghentian segera permusuhan, gencatan senjata pada posisi sekarang, dan zona demiliterisasi yang akan dijamin oleh pengamat perdamaian dari pasukan penjaga perdamaian PBB.
Mantan jenderal pasukan khusus Angkatan Darat itu juga mengusulkan diadakannya referendum di wilayah yang disengketakan di bawah naungan PBB.
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) melakukan perjalanan ke Kiev dan Moskow, serta bertemu dengan para pemimpin kedua negara tahun lalu.
Rusia memulai operasi militer khususnya di Ukraina pada Februari 2022. Pihak Rusia mengatakan, kampanye militer diluncurkan untuk mengakhiri rencana yang dirancang untuk pemusnahan sistematis populasi Donbas yang telah dilakukan oleh pemerintah Ukraina yang diklaim sebagai oligarki neo-Nazi sejak 2014 silam.