Dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan perangkat lunak atau aplikasi penerjemah. Bukan penerjemah bahasa asing, melainkan untuk memahami arti tangisan bayi.
Bantu Kalangan Ibu: Aplikasi yang diketahui bernama Madsaz itu, dikembangkan oleh Medhanita Dewi Renanti, dosen Manajemen Informatika Sekolah Vokasi IPB.
“Manfaat dari aplikasi ini alhamdulillah sudah banyak membantu ibu-ibu, utamanya yang baru punya anak untuk menerjemahkan tangisan bayinya,” kata Medhanita, seperti dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud, Selasa (2/5/2023).
Ide Pembuatan: Medhanita menceritakan ide awal pembuatan aplikasi tersebut kali pertama tercetus pada 2011 silam. Saat itu ia tengah mengandung dan sedang mengikuti seminar tentang tumbuh kembang anak.
“Saya dapat informasi bahwa bayi itu memiliki bahasa yang dapat dimaknai atau diartikan oleh orang dewasa dan saat itu memang belum ada software yang berbasis Android untuk menerjemahkan tangisan bayi,” katanya.
Dari sanalah ide untuk membuat aplikasi muncul. Awalnya ia mengembangkan dalam bentuk desktop sekitar tahun 2013.
Pengembangan: Usai diluncurkan di tahun yang sama, Medhanita kembali mengembangkan aplikasi tersebut. Pada tahun 2015, ia kembali mengembangkan dalam bentuk aplikas Android.
Sementara itu, terkait pengembangan teknoloko dalam bentuk aplikasi Android kala itu belum langsung diluncurkan karena masih memiliki sejumlah kekurangan.
Tiga tahun berselang setelah melakukan penyempurnaan, akhirnya Medhanita meluncurkan aplikasi tangisan bayi berbasis Android tersebut. Saat ini aplikasi ini dapat diunduh melalui Playstore.
“Aplikasi ini tersedia dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Aplikasi ini juga bersifat universal bisa digunakan oleh semua bayi,” kata Medhanita.
Tingkat Akurasi: Madsaz diklaim memiliki tingkat akurasi tinggi dalam menerjemahkan tangisan bayi. Akurasi penerjemahan aplikasi ini disebut mencapai 94 persen.
“Aplikasi besutannya efektif digunakan pada bayi berusia 0 hingga tiga bulan. Pada bayi di atas usia tersebut, aplikasi ini tetap masih bisa digunakan, hanya saja tingkat akurasinya tidak setinggi pada bayi di rentang usai tersebut,” tutur Medhanita.
Deteksi Jenis Tangisan: Lebih lanjut, peneliti temuan ini mengungkapkan alat tersebut dapat mendeteksi lima jenis tangisan bayi, seperti tangisan karena lapar, mengantuk, bersendawa, kembung atau ada gas, dan saat bayi merasa tidak nyaman.
Cara kerja aplikasi ini juga cukup mudah, yaitu hanya cukup dengan merekam suara tangisan bayi dan dalam waktu sekitar beberapa menit.
Tangisan tersebut akan diterjemahkan untuk kemudian dijadikan sebagai rujukan keputusan tindakan yang diambil oleh orang tua bagi bayinya.
“Misalnya ternyata nangisnya karena tidak nyaman, mungkin bisa dicek apakah popoknya sudah basah, misalnya,” ujarnya.