Puluhan warga negara Indonesia (WNI) di Sudan menolak untuk dievakuasi dari lokasi konflik. Alih-alih mengamankan diri, mereka yang menolak dievakuasi memilih menetap di sana.
Alasan Tolak Evakuasi: Dilaporkan, buntut kecamuk konflik yang merundung Sudan, Pemerintah Indonesia terpaksa mengevakuasi ratusan WNI dari negara Afrika itu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, jumlah WNI yang menolak dievakuasi dari kawasan konflik di Sudan karena alasan keluarga sebanyak 25 orang.
“25 WNI menyatakan tidak ikut evakuasi karena alasan keluarga,” kata Retno melalui keterangan persnya, Kamis (27/4/2024).
Jumlah WNI Dievakuasi: Retno mengatakan, terdapat ratusan WNI yang telah dievakuasi ke Jeddah, Saudi Arabia. Menlu mencatat ada 897 WNI yang telah dievakuasi dari zona konflik Sudan.
“Setelah dilakukan pemutakhiran data total WNI yang dapat dikontak dan tercatat jumlahnya adalah 937 WNI. Dengan rincian sebagai berikut, jumlah yang sudah dievakuasi baik tahap 1 maupun tahap 2 adalah 897. Dari 897 ini, 557 sudah tiba di Jeddah,” katanya.
Evakuasi Mandiri: Menlu menambahkan, terdapat pula 15 WNI yang melakukan evakuasi secara mandiri ke negara lain.
“Terdapat pula WNI yang sebetulnya sudah keluar dari Sudan, baik mudik ke Indonesia maupun tengah menjalankan ibadah umrah di Saudi,” ucap Retno.
Konflik: Diberitakan, konflik di Sudan dipicu perebutan kekuasaan antara faksi militer yang dipimpin Abdel Fattah al-Burhan, dengan faksi Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
RSF merupakan organ paramiliter terkuat di negara itu dengan komandannya bernama Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemeti.
Laporan Politico menyebutkan, konflik itu menewaskan setidaknya 500 orang dan lebih dari 4 ribu orang mengalami luka-luka. (Yop)