Luar Jawa

Ratusan Babi Mati Mendadak di NTT

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Unsplash/ Amber Kipp

Ratusan babi ternak dilaporkan mati mendadak dalam kurun waktu sebulan di provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal ini pun menjadi perhatian serius dinas peternakan setempat.

Dugaan penyebab: Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Melky Angsar melaporkan sebanyak 233 ekor babi di provinsi berbasis kepulauan itu mati mendadak selama periode Desember 2022 hingga Januari 2023.

Laporan ini disampaikan para peternak babi yang tersebar di enam kabupaten kota di Nusa Tenggara Timur. Ratusan babi ternak yang mati ini, dikhawatirkan diakibatkan African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika.

“233 kasus itu tersebar di dan kasus terbanyak ada di kabupaten Kupang dengan kasus terbanyak. Dikhawatirkan akibat flu babi Afrika,” ujar Melky di Adonara, Flores Timur, Senin (23/1/2023).

Sebaran kasus: Melky mengungkapkan, babi yang mati mendadak di Kabupaten Kupang berdasarkan data terakhir pada Jumat (20/1/2023) pekan lalu mencapai 51 ekor. Sementara itu, di kota Kupang ada 45 ekor.

“Kasus di Flores Timur ada 33 ekor babi, kabupaten Sikka terdapat 41 ekor, kabupaten Ende 43 ekor, dan Sumba Barat Daya 20 ekor.

Ini data resmi yang masuk ke Dinas Peternakan Provinsi dari Dinas Kabupaten/Kota. Data di luar angka di atas, saya tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.

Antisipasi: Sebagai langkah antisipasi bertambahnya jumlah babi ternak mati mendadak, Melky mengatakan pihaknya menyiapkan 39.200 liter disinfektan untuk kemudian dibagikan kepada pemerintah daerah yang membutuhkan. “Ini untuk mencegah menyebarnya virus African Swine Fever atau Flu Babi Afrika tersebut,” ucapnya.

Berdasarkan analisa Dinas Peternakan NTT, dari 22 kabupaten/kota di provinsi tersebut potensi penyebaran virus ASF masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan, sisa-sisa virus itu masih ada di sejumlah daerah itu.

“Dinas Peternakan NTT sudah mengimbau kepada Dinas Peternakan kabupaten Kota untuk meningkatkan pengawasan di wilayah kerja masing-masing. Sosialisasi ke masyarakat untuk lebih berhati-hati saat hendak memasukkan babi ke kandang dan babi dipastikan sehat,” tandasnya.

Baca Juga:

Penyebab Kematian Pasien Pertama Transplantasi Jantung Babi Terungkap

Heboh Restoran Nasi Padang Pakai Daging Babi di Jakarta

Pasien Pertama Transplantasi Jantung Babi Meninggal

Share: Ratusan Babi Mati Mendadak di NTT