Isu Terkini

Petisi Tuntutan untuk Mengembalikan WFH Tembus Belasan Ribu Tanda Tangan

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi WFH

Petisi online yang menuntut penerapan kembali sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) mendapat dukungan belasan ribu orang. Sampai Rabu (4/1/2023) pukul 13.56 WIB, petisi yang dimuat pada laman Change.org itu telah meraup lebih dari 14 ribu tanda tangan.

Belasan ribu: Petisi ini juga menuai banyak komentar dari sejumlah warganet. Salah satu pengguna yang turut menandatangani petisi mengatakan, WFH menjadi solusi untuk melonggarkan kemacetan di DKI Jakarta.

“Wfh salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan yang ada di Jakarta,” tulis salah satu pengguna dalam petisi tersebut, dikutip pada Rabu (4/1/2023).

Komentar pendukung: Pengguna lain menganggap sistem kerja di kantor atau work from office (WFO) sudah ketinggalan zaman. Sebab sistem ini membuat seseorang bekerja secara tidak efisien lantaran banyak waktu dan tenaga yang dihabiskan selama perjalanan.

“WFO sudah sangat oldschool. Waktu lebih banyak habis di jalan. Ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu, berpengaruh juga terhadap kesehatan,” tulis salah satu pengguna.

Pengguna lain menilai bahwa WFH layak diterapkan selama pekerja bisa secara profesional menjalankan pelbagai tugas yang diamanatkan kepada mereka. Namun bukan berarti menutup untuk WFO, menurutnya kerja di kantor bisa beriringan dilakukan asalkan demi kebutuhan mendesak yang tidak bisa dikerjakan dari rumah.

“WFH ada bagusnya juga. Yang penting tetap fokus dan profesional memberikan waktunya untuk tetap produktif. WFO hanya jika memang diperlukan saja,” katanya.

Bagi pengguna lain, WFH dapat berefek domino ke masalah kesehatan. Sebab dia menilai bahwa WFH dapat membantu meredakan masalah kesehatan mental para pekerja.

“Membantu kesehatan mental karyawan, selama masih bisa dikerjakan di rumah kenapa harus ke kantor,” ujar pengguna lain.

Isi petisi: Petisi dengan tajuk “Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif” itu, dibuat oleh seseorang bernama Riwaty Sidabutar.

Pembuat petisi berasalan bahwa kewajiban sistem bekerja di kantor atau work from office (WFO) tidak membikin karyawan lebih produktif. Dia mencontohkan yang dialaminya ketika harus WFO. Dia merasakan bahwa perjalanan dari rumah ke kantor membuat dirinya merasa kurang produktif lantaran kelelahan di jalan. Apalagi jika kondisi jalan diterpa hujan yang berimbas pada kemacetan.

“WFO juga belum tentu membuat kita lebih produktif. Karena lamanya perjalanan, saya malah jadi lebih lelah, dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika saya bekerja dari rumah. Di rumah, saya merasa lebih percaya diri, lebih aman, dan juga merasa lebih nyaman,” bunyi petisi tersebut, dikutip pada Selasa (3/1/2023).

Alasan: Menurutnya WFO juga malah membuatnya menjadi lebih stres. Hal itu lantaran kondisi jalan yang terkadang tersendat.

Riwaty Sidabutar mengaku bahwa jarak rumah dirinya dengan kantor mencapai 20 kilometer. Sehingga setiap hari dirinya menempuh perjalanan 40 kilometer pulang-pergi kantor.

“Dua tahun bisa kerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stres,” katanya.

Untuk itu Riwaty meminta supaya pekerja diberikan kebebasan memilih antara bekerja dari rumah atau bekerja di kantor.

“Oleh karena itu, saya ingin meminta agar aturan wajib WFO 100 persen dikaji kembali. Sebagai pekerja, ada baiknya jika kita juga diberikan pilihan untuk dapat kerja dari rumah,” katanya.

Baca Juga:

Muncul Petisi Untuk Kembalikan WFH Karena Jalan Macet dan Polusi

Pj Gubernur DKI Sarankan Kantor WFH Bila Jakarta Dihajar Badai Dahsyat

Pemprov DKI Jakarta Kaji Aturan WFH Lokal di Tengah Musim Hujan

Share: Petisi Tuntutan untuk Mengembalikan WFH Tembus Belasan Ribu Tanda Tangan