Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana untuk mengimpor gula kristal putih (GKP) sebesar 991.000 ton pada 2023.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas menjelaskan, keputusan itu guna menambal kekurangan produksi gula nasional. Menurutnya kebutuhan gula konsumsi nasional saat ini sebesar 3 juta ton lebih per tahun, namun produksi gula nasional hanya 2,6 juta ton per tahun.
“(Impor) gula kristal putih 991.000 ton untuk konsumsi, karena produksinya 2,6 juta. Kebutuhan 3 juta ton lebih. Makanya harus impor,” ujar Zulhas dalam konferensi pers secara daring, Senin (2/1/2022).
Akan impor gula: Keputusan itu bukan atas inisiasi Kemendag, melainkan diajukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam neraca komoditas. Sedangkan pelaksananya oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Total gula yang bakal diimpor sebanyak 4,6 juta ton yang terdiri dari 991.000 ton gula kristal putih (GKP), 3,6 juta ton gula kristal rafinasi (GKR), dan 50.000 ton gula kebutuhan khusus.
Zulhas menerangkan, impor GKR diajukan oleh Kementerian Perindustrian. Sementara itu, data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa kebutuhan gula di dalam negeri pada 2022 mencapai sekitar 6,48 juta ton.
Kebutuhan itu masing-masing terdiri atas 3,21 juta ton GKP dan 3,27 juta ton GKR.
Penentangan: Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menganggap impor gula tidak diperlukan. Sebab stok gula dari jumlah yang tersisa dari tahun sebelumnya ditambah produksi nasional sudah mencukupi. Untuk stok nasional 2021 tersisa 1 juta ton. Penambahan impor gula pada 2022 sebesar 150.000 gula kristal putih berarti tersisa 1,1 juta ton.
Baca Juga:
Lampu Hijau Pemerintah untuk Impor Beras Lagi