Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tak berencana memberikan subsidi jasa tes polymerase chain reaction (PCR).
Menurutnya, tarif PCR di Indonesia sudah tergolong murah dibanding negara lain.
Ogah Subsidi: Budi memastikan jasa tes PCR tak akan disubsidi.Biaya tes ditanggung oleh masyarakat sendiri.
“Pemerintah tidak merencanakan ada subsidi karena kita memang lihat harganya yang sudah diturunkan itu sudah cukup murah,” katanya saat konferensi pers melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10).
Klaim Murah: Budi menyatakan bahwa tarif tertinggi PCR yang dikehendaki Presiden Joko Widodo, yakni Rp300 ribu tergolong murah.
Dia berkaca pada tarif yang diterapkan di bandara-bandara internasional negara lain.
“Harga PCR kita yang ditentukan Pak Presiden kemarin itu sudah 10 persen paling bawah, paling murah, dibandingkan harga tes PCR di seluruh dunia, yang di airport-airport,” kata Budi.
Kritik: politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Alifudin mengkritik pemerintah yang hanya menurunkan harga PCR jadi Rp300 ribu.
Menurutnya, harga jasa tes PCR bisa lebih murah dari itu. Bahkan seharusnya gratis untuk meringankan beban masyarakat.
“Ini tentang kemanusiaan, sebaiknya semua yang ingin PCR bisa mendapat harga lebih murah lagi, atau kalau bisa gratis. Misal menurunkan harga PCR menjadi 75 ribu seperti antigen,” kata dia.
Polemik PCR: Harga tes PCR menjadi sorotan usai pemerintah mengeluarkan aturan baru terkait PPKM Jawa-Bali. Dalam aturan Inmendagri, penumpang pesawat Jawa-Bali kini wajib tes PCR.
Kritik lantas bermunculan karena moda transportasi lain tidak diterapkan syarat serupa.
Pemerintah lalu meminta agar harga PCR diturunkan menjadi Rp300 ribu. Namun, sebagian kalangan masih menilai itu bukan solusi yang tepat.
Baca juga:
Asosiasi Pilot Garuda Keberatan Syarat PCR Penumpang Pesawat
Relawan Jokowi Gugat Aturan Wajib PCR Naik Pesawat ke Pengadilan