Isu Terkini

Geger Eks Pekerja Laboratorium di Wuhan Sebut Covid-19 Buatan Manusia

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash

Seorang yang mengaku sebagai mantan pekerja pada laboratorium di Wuhan, China menyebut bahwa COVID-19 merupakan virus buatan manusia yang kemudian bocor dan memicu pandemi.

Hal itu disampaikan dr Andrew Huff, seorang ahli epidemiologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS). dr Andrew Huff mengaku sempat bekerja pada laboratorium penelitian di Wuhan.

Pengakuan itu terungkap dalam bukunya bertajuk “The Truth about Wuhan.” Dalam buku tersebut, Huff mengklaim bahwa pandemi itu disebabkan oleh pendanaan pemerintah AS untuk penelitian virus Corona di China.

Picu pandemi: Huff mengklaim bahwa percobaan China untuk meningkatkan penelitian dilakukan dengan keamanan yang tidak memadai. Sehingga mengakibatkan kebocoran di laboratorium Wuhan.

Laboratorium Wuhan telah menjadi pusat perdebatan sengit tentang asal-usul Covid, dengan pejabat pemerintah China dan pekerja laboratorium menyangkal bahwa virus itu berasal dari sana.

“Laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan,” kata Andrew Huff dalam bukunya, dilansir melalui Business Standard, Selasa (6/12/2022).

Selama lebih dari satu dekade, organisasi tersebut telah mempelajari beberapa virus corona pada kelelawar dengan dana dari National Institutes of Health (NIH) dan telah menjalin hubungan dekat dengan laboratorium Wuhan.

NIH adalah lembaga utama Pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas penelitian biomedis dan kesehatan masyarakat.

Huff, yang bekerja di EcoHealth Alliance dari 2014 hingga 2016, menyatakan bahwa organisasi nirlaba tersebut membantu laboratorium Wuhan selama bertahun-tahun dalam mengembangkan metode terbaik yang ada untuk merekayasa virus Corona pada kelelawar untuk menyerang spesies lain.

“China tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika. Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China,” tulis Huff.

Menurut laporan New York Post, Huff adalah mantan wakil presiden dari EcoHealth Alliance, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New York. Organisasi itu mempelajari penyakit menular.

Bantahan EcoHealth Alliance: Sementara itu, menanggapi pengakuan Huff, EcoHealth Alliance meluruskan bahwa Huff dipekerjakan oleh mereka dari 2014 hingga 2016. Namun, mereka membantah bahwa Huff bekerja dengan Institut Virologi Wuhan selama waktu itu.

Menurut rilis lembaga tersebut lewat laman resminya, Huff hanya ditugaskan ke proyek di Wuhan untuk mengerjakan algoritma berbasis komputer guna menilai ancaman penyakit yang muncul.

“Tuan Huff menuduh bahwa EcoHealth Alliance terlibat dalam penelitian fungsi untuk menciptakan SARS-CoV-2. Ini tidak benar,” tulis mereka.

Mereka menuding bahwa Huff membuat sejumlah spekulasi dan dugaan lain tentang sifat kolaborasi antara EcoHealth Alliance dan Institut Virologi Wuhan. Mengingat bahwa dia tidak pernah bekerja di atau dengan Institut Virologi Wuhan, maka menurut mereka pernyataannya Huff tidak dapat dipercaya.

“Huff mengklaim bahwa SARS-CoV-2 muncul sebagai kebocoran laboratorium dari Institut Virologi Wuhan berdasarkan penelitian yang dilakukan di sana pada virus Corona kelelawar dan, selanjutnya, bahwa penelitian ini terkait dengan upaya pengumpulan intelijen AS. Ini tidak benar,” ujar mereka.

Francis Collins, Direktur Institut Kesehatan Nasional AS sempat mengeluarkan pernyataan pada 20 Oktober 2021 guna membantah tudingan terhadap ada peran negaranya di balik pandemi Covid-19. Francis Collins menegaskan bahwa virus yang dipelajari di laboratorium berbeda dengan virus pemicu pandemi.

“NIH ingin meluruskan penelitian yang didukung NIH untuk memahami virus Corona kelelawar yang terjadi secara alami di Institut Virologi Wuhan, didanai melalui subaward dari penerima hibah NIH EcoHealth Alliance. Analisis data genom yang dipublikasikan dan dokumen lain dari penerima hibah menunjukkan bahwa virus Corona kelelawar alami yang dipelajari di bawah hibah NIH secara genetik jauh dari SARS-CoV-2 dan tidak mungkin menyebabkan pandemi COVID-19. Setiap klaim yang bertentangan terbukti salah,” katanya.

Baca Juga:

Klaim Bebas dari Pandemi, Ribuan Orang Rayakan Pesta Musik di Wuhan

Wabah Penyakit Baru Itu Bernama Pneumonia Wuhan

Virus Wuhan Menyebar Cepat, Bagaimana di Indonesia?

Share: Geger Eks Pekerja Laboratorium di Wuhan Sebut Covid-19 Buatan Manusia