Presiden Joko Widodo kecewa dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kerap kali merugi dan dibantu oleh pemerintah.
Dia meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk menutup perusahaan negara yang sakit ketimbang diberi penyertaan modal negara (PMN) agar sehat kembali.
Jokowi Kecewa: Presiden Jokowi tampak kecewa ketika bicara di hadapan sejumlah direktur utama perusahaan BUMN di Manggarai Barat 14 Oktober lalu. Videonya disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden.
Wajahnya menyiratkan kekecewaan dan tak bisa disembunyikan. Matanya layu.
Dia pun sempat geleng-geleng kepala saat bicara tentang perusahaan BUMN.
“Kalau yang lalu-lalu, BUMN ini terlalu keseringan kita proteksi. Sakit, tambahi PMN (penyertaan modal negara). Sakit suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali,” kata Jokowi seraya geleng-geleng kepala.
BUMN Sakit: Jokowi seolah tak mau lagi mendengar kabar perusahaan BUMN yang mengalami kerugian besar.
Selanjutnya, dia bakal memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir menutup saja perusahaan BUMN tersebut.
“Kalau Pak Menteri sampaikan kepada saya, Pak ini ada perusahaan seperti ini, kalau saya, tutup saja. Enggak ada diselamat-selamatin kalau kayak gitu,” kata Jokowi.
“Jadi tidak ada namanya proteksi-proteksi lagi. Lupakan yang namannya proteksi-proteksi,” sambungnya.
Takut Kompetisi: Jokowi menegaskan bahwa pimpinan perusahaan BUMN adalah orang-orang terpilih. Seharusnya mampu memimpin dan membuat terobosan agar tidak mengalami kerugian besar.
BUMN, kata Jokowi, harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Jokowi berharap perusahaan BUMN makin maju dan mendunia, tetapi dia merasa masih ada hal mendasar yang perlu dibenahi.
“Kompetisi enggak berani, bersaing enggak berani, mengambil risiko enggak berani, ya bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan,” kata Jokowi.
Baca juga:
Erick Thohir Akan Bubarkan Tujuh BUMN
Seberapa Efektif Suntikan PMN Rp72,44 T ke BUMN?
Terlilit Utang Rp93,47 Triliun, Perlukah Waskita Karya Diselamatkan?