Penyidik Polda Metro Jaya mengungkapkan asal senjata yang dibawa Siti Elina (SE) saat mencoba menerobos Istana Negara, Selasa (25/10/2022) pagi.
Polisi menyebut Siti Elina diduga mengambil diam-diam senjata api milik pamannya, seorang purnawirawan TNI. Hal itu diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
“Hasil pemeriksaan kami senjata ini baru sehari sebelumnya diambil oleh yang bersangkutan secara diam-diam, ternyata ini milik pamannya, kemudian dibawa ke istana, dari sinilah kita sita,” kata Hengki dikutip Antara.
Jenis senjata: Pada kesempatan yang sama, penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri mengatakan bahwa senjata api jenis pistol otomatis FN tersebut milik paman tersangka yang merupakan purnawirawan TNI.
“Pamannya, iya,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbansops) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar
Jadi tersangka: Sebelumnya, Penyidik Subdirektorat Keamanan Negara (Subdit Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang menangani kasus tersebut telah menetapkan Siti Elina (SE) sebagai tersangka
Pasal yang diterapkan dalam penetapan tersangka terhadap SE adalah Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api ilegal Juncto Pasal 335 KUHP tentang tindak pemaksaan.
Pihak kepolisian belum menerapkan pasal terkait dugaan tindak pidana terorisme terhadap yang bersangkutan karena penyidik kepolisian masih menyusun konstruksi kasus tersebut.
Ditahan di Polda: Siti Elina saat ini ditahan di Mako Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya dengan dibantu oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Densus 88 dilibatkan dalam penyidikan kasus tersebut atas dugaan tersangka SE terpapar radikalisme. Aswin mengatakan bahwa tersangka SE terhubung dengan akun media sosial Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan NII (Negara Islam Indonesia).
Baca Juga:
Polisi Gali Motif Pembawa Pistol Penerobos Istana
Guru TK Lampung yang Dituduh Penerobos Istana Ngaku Tidak Main Medsos
Siti Elina Coba Terobos Istana untuk Temui Jokowi, Bilang Pancasila Salah