Isu Terkini

Bahlil ke Mahasiswa: Nilai Tak Menjamin, Saya IPK 2,7 tapi jadi Menteri

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
BKPM/Bahlil Lahadalia

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya saat meraih gelar sarjana hanya 2,7. Ia menceritakan alasan mengapa prestasi akademiknya tidak menonjol.

“Kalau mahasiswa itu aktivis, mantan ketua BEM atau di Cipayung (kelompok Cipayung Plus), kita kan tahu kerjanya nih kan, kerjanya kalau nggak besok siapa yang kita naikkan, besok siapa yang kita turunkan. Karena dulu kelakuan saya begitu. Dosen nggak kasih nilai, saya demo dosen. Karena itu IP saya cuma 2,7,” ujar Bahlil di hadapan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10/2022).

Kunci sukses: Menurut Bahlil, nilai tidak menjamin kesuksesan karir mahasiswa.

“Yang pintar-pintar boleh lah kalian pintar. Saya jujur IP 2,7 S1, tapi jadi Menteri juga. Hati-hati nilai nggak menjamin. Yang menjamin itu leadership, pergaulan, dzikir yang banyak,” tutur Bahlil.

Lapangan pekerjaan: Ia mendorong mahasiswa untuk mengubah pola pikirnya dari bercita-cita sebagai pegawai, ke menjadi pengusaha. Kata dia, semestinya lulusan perguruan tinggi berupaya menciptakan lapangan pekerjaan baru di daerah-daerah. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah diperlukan agar tidak terjadi urbanisasi ke pusat-pusat perkotaan.

“Agar tidak semuanya masuk Jakarta. Kita ingin daerah-daerah yang sumber dayanya ada menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Itulah tujuannya (hilirisasi). Agar tidak semua tamatan ITS, tamatan kampus berpikir bahwa ijazah untuk melamar jadi pegawai negeri, melamar dari karyawan BUMN, melamar jadi TNI/Polri,” ucapnya.

Ia menyebut, rekrutmen PNS, TNI-Polri, dan pegawai BUMN dalam setahun maksimal hanya untuk satu juta pelamar. Padahal, sebanyak 7 juta orang membutuhkan lapangan pekerjaan hari ini.

“Angkatan kerja 2,9 juta per tahun. Pasca Covid-19 5,6 juta. Kalau kita tidak menciptakan lapangan kerja, seluruh kampus dari Aceh sampai Papua akan menjadi pabrik pengangguran intelektual, ini berbahaya sekali, ini malah besar,” ujar Bahlil.

Share: Bahlil ke Mahasiswa: Nilai Tak Menjamin, Saya IPK 2,7 tapi jadi Menteri