Budaya Pop

Keraton Yogyakarta Repackaging Budaya Demi Tarik Milenial

Antara — Asumsi.co

featured image
Antara

Raja Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta “repackaging budaya”
atau pengemasan ulang penyajian budaya keraton agar menjadi kekinian. Perintah itu
ditujukan kepada kelima putrinya.

Tujuan: Dikutip dari Antara, Hamengku Buwono X ingin budaya
keraton
menarik generasi milenial. Selain itu, dia ingin Keraton
Yogyakarta bisa lebih membuka diri.

“Ngarsa Dalem ‘dawuh’ kepada
kami berlima bagaimana kami bisa membuka diri kepada generasi-generasi
penerus saat ini dengan cara yang lebih kekinian
,” kata Kawedanan Hageng
Punakawan (KHP) Nityabudaya Keraton Yogyakarta GKR Bendara.

Renovasi: GKR Bendara mengaku Keraton Yogyakarta tengah
melakukan renovasi besar-besaran, baik pada eksterior maupun interior bangunan
tanpa mengubah esensi dari nilai-nilai budaya yang melekat.

Museum Keraton Yogyakarta
misalnya, tengah direnovasi agar bisa tampil dengan memanfaatkan teknologi agar
mampu menyentuh generasi muda.
Nama nama ruang batik di Keraton juga
akan diubah menjadi “ruang daur hidup”. GKR Bendara
memperkirakan renovasi bangunan rampung pada akhir 2021.

Media sosial: Selain bangunan museum, penyajian kebudayaan
yang ada di Keraton Yogyakarta juga akan masih disampaikan melalui Instagram
hingga YouTube.

Sejarah: GKR Bendara menyampaikan Sri Sultan HB VII juga
pernah membuat keraton Yogyakarta lebih terbuka. Berdasarkan catatan sejarah, Sultan
HB VII saat itu meminta para pangeran dalem memproduksi batik keraton secara
massal untuk diperjualbelikan.

“Inilah yang akhirnya memelopori kreativitas
dunia batik hingga saat ini. Tentu kalau HB VII saat itu tidak mengizinkan maka
kemungkinan besar kita sekarang tidak memakai batik keraton, terutama batik
Keraton Yogyakarta,” kata Bendara.

Share: Keraton Yogyakarta Repackaging Budaya Demi Tarik Milenial