Isu Terkini

Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk Kondisi Ekonomi

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pras

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membawa kabar buruk mengenai kondisi perekonomian di masa mendatang. Sejumlah negara yang memilih jalan untuk menaikkan suku bunga berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi dunia.

Hal itu dikhawatirkan memicu stagflasi di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan dibarengi dengan kenaikan harga sejumlah komoditas.

“Kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi global 2023 yaitu potensi koreksi ke bawah. Inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat dapat menciptakan situasi stagflasi,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta yang disiarkan lewat daring pada Kamis (29/9/2022).

Negara besar terpukul: Sri Mulyani mengungkap bahwa negara-negara kekuatan ekonomi global layaknya Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa di bawah naungan Uni Eropa (UE) berpotensi mengalami resesi di 2023. Resesi yang menggempur negara-negara itu dapat berakibat buruk terhadap kondisi ekonomi dunia mengingat mereka sebagai penggerak roda perekonomian global.

Inflasi di negara-negara kini berada di angka dua digit, padahal menurut Sri Mulyani sebelumnya angka inflasi di negara-negara itu hanya satu digit bahkan mendekati nol persen dalam kurun empat dekade terakhir. Sementara saat ini mengalami lonjakan sampai ke angka puluhan persen seperti yang dialami Turki yang mencapai 80,2 persen; dan Argentina mencapai 78,5 persen.

Memicu hal lain: Lonjakan angka inflasi ini menjadi pemicu sejumlah negara untuk menerapkan kebijakan moneter yang sangat agresif dengan menaikkan suku bunga. Sri Mulyani mewanti-wanti bahwa kenaikan suku bunga ini dapat meningkatkan cost of fund.

Cost of funds merupakan biaya yang harus dibayar oleh suatu lembaga keuangan atau bank atas penggunaan uang yang sumbernya dari pihak lain (nasabah dan atau bank).

“Kenaikan suku bunga di berbagai negara, terutama negara maju jelas akan meningkatkan cost of fund dan mengetatkan likuiditas yang harus kita waspadai secara sangat hati-hati,” katanya.

Waspada: Kendati demikian, menteri yang juga seorang Ekonom itu mengingatkan bahwa perkiraan suramnya kondisi ekonomi ke depannya bukan untuk menakut-nakuti melainkan demi mengajak secara bersama-sama untuk mengantisipasi potensi tersebut.

“Untuk memberikan sense bahwa gejolak perekonomian tahun ini dan tahun depan yang akan kita hadapi bersama harus dapat diantisipasi, dikelola dengan hati-hati dan prudent,” ujarnya.

Baca Juga:

Jokowi kembali Bicara Krisis Pangan

Jokowi: Krisis Pangan Tahun Depan Akan Lebih Gelap

Jokowi: Butuh Pemikiran Abu Nawas untuk Hadapi Krisis Ekonomi

Share: Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk Kondisi Ekonomi