Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur menyampaikan permohonan maaf atas wafatnya santri asal Palembang dengan tanda-tanda kekerasan.
Juru Bicara (Jubir) Ponpes Modern Darussalam Gontor Noor Syahid menyampaikan, pihaknya amat menyesalkan insiden kematian santri tersebut.
“Kami keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya almarhum Ananda AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum di Sumatra Selatan,” ucap Noor dalam sebuah video yang disiarkan dalam akun Youtube resmi Gontor, dikutip pada Selasa (6/9/2022).
Harap tak terulang: Noor mengaku, sebagai pondok pesantren yang fokus dalam masalah pendidikan anak, pihaknya berharap supaya insiden tersebut tidak terulang kembali di lain kesempatan. Pihaknya juga turut meminta maaf kepada keluarga almarhum sebab dalam proses pengantaran jenazah timbul ketidakjelasan.
“Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan tidak terbuka. Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” katanya.
Ngadu ke Hotman: Seperti diketahui, seorang ibu bernama Soimah mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris mengenai nasib anaknya yang meninggal di Pondok Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur. Soimah merasa anaknya meninggal tidak wajar. Sebab dirinya baru dikabari setelah sekian jam anaknya meninggal.
“Anak saya meninggal di Ponpes Gontor 1 (Jawa Timur) di bawah [wilayah hukum] Polda Jawa Timur,” ucap Soimah, dikutip melalui video yang diunggah akun Instagram Hotman Paris, Senin (5/9/2022).
Soimah mengatakan, anaknya meninggal pukul 08:05 WIB namun dirinya baru diberi kabar pukul 10:00 WIB. Ada selisih sekian jam dari meninggalnya sang anak hingga pihak pondok pesantren memberi tahu dirinya.
Dugaan kekerasan: Soimah menduga anaknya meninggal gegara tindak kekerasan. Namun mereka tidak tahu pasti pihak mana yang melakukan dugaan penganiayaan terhadap anaknya itu.
“Diduga tindak kekerasan,” katanya.
Menurut Hotman yang telah melihat foto jasad almarhum, penampakannya cukup mengerikan. Sebab aku keluarganya terdapat darah pada jasad almarhum.
“Saya melihat fotonya, meninggalnya itu sangat mengerikan ya. Diduga korban penganiayaan ya,” ujar Hotman.
“Darahnya sampai tumpah, dua kali ganti [kain] kafan saat mau dikuburin,” lanjut pihak keluarga.
Takut lapor polisi: Saat meninggal pihak keluarga segera menguburkan sang anak. Kendati menaruh kecurigaan atas kematian anaknya, pihak keluarga takut melaporkan kasus tersebut ke polisi sebab dirinya merasa takut berhadapan dengan pondok pesantren dengan nama besar itu.
“Karena pertimbangannya kan lembaga besar, Gontor bang,” kata dia.
Baca Juga:
Ibu Santri Ngadu ke Hotman, Anaknya Wafat Diduga Dianiaya di Ponpes Gontor
Yenny Wahid: Polemik Amplop Kiai Bukti Tak Kenal Budaya Ulama