Keuangan

Tips Raih Kemerdekaan Finansial Bagi Milenial

Joko Panji Sasongko — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Mereka yang mampu mengelola keuangan dengan baik akan
berpotensi meraih kemerdekaan finansial yakni bukan berarti memiliki banyak
harta dan aset melainkan mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan bebas
dari utang, menurut Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial
Planner Edwin Limanta.

Dia seperti dikutip Antara dari siaran persnya, menyarankan
milenial Indonesia segera mulai menata finansial dari sekarang demi mengamankan
masa depan. Hal ini meski kondisi finansial setiap orang berbeda dan sebagian
belum merdeka sepenuhnya.

Edwin lalu memberikan tips untuk mencapai kemerdekaan
finansial, salah satunya disiplin melaksanakan manajemen anggaran. Menurut dia,
seberapapun penghasilan, jika pengeluaran tidak dianggarkan dengan baik maka
tidak akan cukup dan akan habis.

Untuk itu, buatlah rencana anggaran setiap bulan untuk
pengeluaran, dana darurat, dan persiapan masa depan, yakni tabungan, investasi
serta asuransi. Jika penghasilan diperoleh dalam jumlah tetap dan pada periode
yang sama setiap bulan maka buatlah rencana anggaran jangka panjang.

Kemudian, agar dapat disiplin melaksanakan manajemen
anggaran sebaiknya bedakan dulu antara kebutuhan dan keinginan agar kondisi
keuangan tetap stabil. Posisikan kebutuhan sebagai skala prioritas dalam pos
pengeluaran untuk mencegah kita mengeluarkan uang untuk pengeluaran yang kurang
bermanfaat.

Kebutuhan sehari-hari merupakan pengeluaran rutin dan harus
dipenuhi sedangkan keinginan termasuk hal subjektif yang berkaitan dengan
selera dan pemenuhannya masih dapat ditunda di lain waktu.

Edwin menyebutkan, sejumlah manfaat melakukan manajemen
anggaran yakni menjaga arus kas, mengamankan aset masa depan, melatih membatasi
dari keinginan berutang, membantu mengevaluasi kondisi keuangan sehingga orang
dapat mengetahui apakah pemasukan sudah seimbang dengan pengeluaran atau masih
perlu penyesuaian.

“Melakukan manajemen anggaran juga dapat menjadi
penyemangat bagi milenial yang giat memaksimalkan kenaikan aset,” ujar Edwin.

Hal lain yang bisa dilakukan, yakni membatasi utang
konsumtif. Berutang memungkinkan selama produktif, misalnya berutang untuk
cicilan rumah atau untuk modal usaha.

Hal ini karena utang tersebut jika dikonversi menjadi aset
yang produktif maka bisa memberikan penghasilan dan berarti membuka jalan
menuju kemerdekaan finansial.

Sebaliknya, jika orang berutang konsumtif berpotensi
menggerus pendapatan. Apalagi, utang mengandung bunga yang harus dilunasi tepat
waktu. Jika lupa atau lalai membayar tagihan maka dapat menggerus pos tabungan.

Edwin mencontohkan, jika ingin mengganti smartphone maka batasi
pengeluaran lain agar dapat menambah jumlah tabungan untuk bisa membeli
smartphone baru. Namun, lebih baik jika punya pendapatan tambahan sehingga bisa
memenuhi keinginan akan barang-barang tersier.

Walau begitu, Edwin tetap menyarankan untuk batasi keinginan
belanja dan selektif dalam berutang jika ingin meraih kemerdekaan finansial.

Dia menyarankan orang-orang termasuk para milenial
membiasakan hidup minimalis yakni mengutamakan prioritas. Orang-orang dapat
memilah antara kebutuhan penting versus kurang penting sehingga pengeluaran
dapat dilakukan secukupnya dan penghasilan dapat dialokasikan lebih banyak ke
tabungan.

Menurut dia, dengan membiasakan hidup minimalis, maka akan
melatih diri tidak latah ingin ikut tren atau bersaing dengan orang lain.

Orang-orang juga perlu mempersiapkan dana darurat. Dana ini
ditujukan untuk kondisi mendesak sehingga jika ada pengeluaran mendadak tidak
perlu berutang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Cara membangun dana darurat yakni menyisihkan setidaknya 10
persen dari pendapatan rutin. Sisihkan hingga bisa mencapai setidaknya tiga
sampai enam kali besar pengeluaran rutin bulanan.

Edwin mengatakan, tabungan menjadi instrumen paling umum
untuk menyimpan dana darurat karena likuiditas tinggi, aksesnya mudah, dan dananya
dapat diambil kapan saja saat dibutuhkan.

Orang-orang juga dapat mulai berinvestasi, sebagai salah
satu cara mencapai merdeka finansial karena investasi dinilai mampu bersaing
dengan inflasi yang terjadi setiap tahun.

Hasil investasi nantinya dapat digunakan untuk membantu
membiayai pendidikan anak atau persiapan masa pensiun. Jika belum berpengalaman
dalam berinvestasi, bisa mulai dengan investasi yang minim risiko, seperti
reksadana atau obligasi.

Nasihat bagi pemula saat berinvestasi yakni jangan terlena
return of investment tinggi yang diperoleh orang lain. Pelajari setiap
instrumen sebelum berinvestasi dan ketahui profil risiko pribadi.

Terakhir, orang-orang dapat mempertimbangkan memulai
berasuransi, sebagai upaya mengelola risiko keuangan yang berdampak besar pada
stabilitas keuangan. Risiko keuangan ini misalnya saat keluarga mendadak
mengalami kesulitan keuangan karena hilangnya pendapatan keluarga yang
disebabkan meninggalnya pencari nafkah atau tabungan terkuras karena harus
membayar biaya rumah sakit.

Baca Juga

Share: Tips Raih Kemerdekaan Finansial Bagi Milenial