Bisnis

Neraca Perdagangan RI Surplus 4,23 Miliar USD pada Juli

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/ Tangkapan Layar Aplikasi Youtube

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan
Indonesia surplus 4,23 miliar dolar AS (USD) pada Juli 2022. Ini sekaligus
sebagai surplus ke-27 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Surplus Juli ini berasal dari nilai ekspor sebesar
25,57 miliar dolar AS dan impor 21,35 miliar dolar AS,” ujar Deputi Bidang
Statistik Distribusi Dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto saat
menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (15/8/2022), dilansir dari Antara.

Ditopang nonmigas: Surplus neraca perdagangan Indonesia pada
Juli banyak ditopang oleh surplus komoditas nonmigas.

Perdagangan nonmigas Indonesia mengalami surplus 7,31 miliar
dolar AS pada Juli 2022. Komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar
mineral, bijih, kerak, abu logam, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Sementara itu, perdagangan migas RI mengalami defisit 3,08
miliar dolar AS pada periode yang sama. Komoditas utama penyumbang defisit
adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Surplus terbesar: Perdagangan Indonesia mengalami surplus
dengan beberapa negara. Surplus perdagangan terbesar adalah dengan Amerika
Serikat (AS), India, dan Filipina. Perdagangan dengan AS mencatat, surplus 1,64
miliar dolar AS dengan komoditas utamanya lemak dan minyak hewan nabati,
pakaian dan aksesorinya, serta mesin perlengkapan elektrik.

Kemudian, surplus perdagangan dengan India mencapai 1,62
miliar dolar AS. Komoditas penyumbang surplusnya adalah bahan bakar mineral,
bijih logam, kerak, abu, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Perdagangan RI dengan Filipina mengalami surplus 1,08 miliar
dolar AS. Komoditas utama penyumbang surplusnya adalah bahan bakar mineral,
kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Defisit terbesar: Namun, perdagangan Indonesia mengalami
defisit dengan beberapa negara. Defisit perdagangan terbesar adalah dengan
Tiongkok, Australia, dan Thailand.

“Dengan Tiongkok mengalami defisit 914,5 juta dolar AS,
ini utamanya adalah mesin, peralatan mekanik serta bagiannya, kemudian mesin,
dan perlengkapan elektrik serta bagiannya,” tutur Setianto.

Kemudian, dengan Australia, perdagangan RI mengalami defisit
523,8 juta dolar AS. Komoditas penyumbang defisit utama adalah bahan bakar
mineral dan serealia.

Sementara itu, defisit perdagangan RI dengan negara gajah
putih Thailand mencapai 318,6 juta dolar AS. Komoditas penyumbang defisit utama
adalah gula dan kembang gula, plastik, serta barang dari plastik.

Surplus neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Juli
2022 mencapai 29,17 miliar dolar AS, dengan total ekspor 166,70 miliar dolar AS
dan impor 137,53 miliar dolar AS.

Baca Juga

Share: Neraca Perdagangan RI Surplus 4,23 Miliar USD pada Juli