Isu Terkini

Fakta Terkini Kuburan Beras Bansos di Depok

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

Media sosial digegerkan dengan penemuan beras bantuan sosial (bansos) dikubur di sebuah lahan kosong di Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. 

Penemuan beras yang masih dikemas dalam karung berukuran 20 kilogram itu awal mula terungkap ketika pemilik lahan bernama Rudi Samin mendapatkan informasi adanya beras berkarung-karung yang ditimbun di tanah miliknya. 

Dari informasi itu, dia mencoba menggali secara manual di lahan tersebut. Namun hasilnya nihil, karena penasaran maka dia menyewa eskavator guna menggali lahan itu. Dari penggalian tersebut, akhirnya terkuat timbunan berkarung-karung beras di lahan miliknya. 

Sejumlah pihak sudah berbicara atas penemuan beras bansos yang ditemukan sudah dalam kondisi rusak itu. Aparat kepolisian juga tengah melakukan pendalaman untuk mencari tahu duduk perkara penyebab bahan pangan itu dikubur massal. 

Berikut fakta terkini mengenai temuan beras bansos yang dikubur tersebut: 

1. Diakui JNE 

Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) mengakui mereka sengaja mengubur berkarung-karung beras bantuan presiden (Banpres) di Depok, Jawa Barat. Dalam sebuah keterangan melalui akun Instagram resminya, JNE menyampaikan, upaya penguburan dilakukan lantaran barang tersebut telah rusak. 

“Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak,” tulis akun JNE dikutip Asumsi.co atas konfirmasi dari Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, Senin (1/8/2022). 

JNE memastikan bahwa dalam menjalankan bisnis, mereka taat mengikuti peraturan yang berlaku. Serta selalu menjalankan standard operating procedure (SOP) perusahaan dengan sebaik mungkin. 

Insiden penguburan berkarung beras itu terjadi ketika JNE menjadi mitra pemerintah untuk melakukan distribusi bantuan ke masyarakat. 

“Sebagai perusahaan Nasional yang bergerak di bidang jasa kurir ekspres dan logistik, JNE terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan, masyarakat serta pemerintah. Oleh karena itu sebagai bentuk dukungan terhadap hal tersebut, JNE mendukung program Pemerintah dalam proses distribusi beras bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bekerja sama dengan pihak terkait,” tulis mereka. 

Namun lantaran barang tersebut rusak, dan perjanjian antara pihak JNE dan mitra mengizinkan agar beras yang telah rusak dikubur, maka penguburan karungan beras itu dilakukan. 

2. Polisi Ikut Usut 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait penemuan beras bantuan sosial tersebut. Pemeriksaan itu dilakukan untuk menentukan apakah ada unsur pidana atau korupsi yang harus diproses lebih lanjut dalam perkara itu. 

Bukan hanya Polda Metro Jaya, Satgas Pangan Polri pun ikut melakukan pendalaman pada kasus tersebut. 

“Masih pendalaman dulu,” jelas Ketua Satgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan Februanto, dikutip melalui situs resmi Polri. 

Dirtipideksus Bareskrim Polri itu menjelaskan bahwa kasus tersebut telah ditangani Polda Metro Jaya. Namun, Satgas Pangan Polri tetap melakukan pemantauan dan siap melakukan perbantuan. 

Jenderal Bintang Satu itu pun menambahkan bahwa timnya juga sudah mendatangi lokasi untuk memeriksa satu kontainer sembako bansos yang dikubur tersebut. 

“Sudah tadi malam, mulai kemarin malam sudah ke sana (mengecek),” ujarnya. 

3. Jumlah Berton-ton 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menerangkan, dari penelusuran awal pihaknya, total jumlah beras yang dikubur di sana sebanyak 3.675 kilogram atau lebih dari 3.6 ton. 

Beras sebanyak itu dikemas dalam 289 karung, dan setara dengan peruntukan 139 KPM [keluarga penerima manfaat].

4. Karena Rusak 

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menjelaskan alasan berton-ton beras itu dikubur. Menurutnya hal itu dilakukan karena beras sudah dalam kondisi rusak dan tidak layak dikonsumsi akibat hujan saat pengiriman oleh JNE. 

Risma juga menjelaskan beras didistribusikan oleh JNE atas izin PT DNR sebagai vendor pemenang tender. 

“Beras diambil sudah standby di gudang Bulog yang berlokasi di Pulogadung. Pengambilan beras atas izin dari vendor. Jadi, JNE atas izin DNR karena dia kerja sama mengambil dari gudang Bulog di Pulogadung. Kemudian JNE mendistribusikan door to door ke penerima,” katanya lewat konferensi pers daring, dikutip Rabu (3/8/2022). 

Mantan Wali Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa saat pengiriman kondisi hujan, sehingga ada sebagian beras yang basah dan rusak. Saat itu PT DNR selaku vendor pemenang tender memutuskan bahwa beras yang rusak menjadi tanggung jawab pihak JNE selaku distributor yang ditunjuk. 

“Nah dikarenakan beras basah itu adalah tanggung jawab pihak JNE dan beras itu sudah diganti oleh pihak JNE dengan paket lainnya yang masih bagus, karena beras basah maka itu adalah kesalahan operasional pihak JNE dan tidak dibebankan ke pemerintah,” ujarnya.

5. Tak Ada Kerugian Rakyat 

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal memastikan bahwa tidak ada warga yang dirugikan dalam kasus penguburan berton-ton beras bansos itu. Awaludin pun menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman barang guna mengantarkan beras tersebut kepada warga penerima manfaat. Hal itu dilakukan agar penyaluran beras bantuan presiden cepat diterima. 

“Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggung jawab pihak transporter. Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan, kemasan pecah dan lainnya,” ungkap Awaludin dalam keterangannya. 

Maka jika beras rusak dalam pengiriman, pihak ketiga akan menggantinya dengan jumlah dan kualitas yang baik agar masyarakat tidak dirugikan. 

“Jadi, pihak ketiga sudah menggantinya dengan beras berkualitas baik dan diterima dengan baik juga oleh seluruh warga penerima manfaat, sedangkan beras yang rusak tersebut menjadi tanggung jawab pihak ketiga, dan bukan lagi menjadi tanggung jawab Bulog,” ungkap Awaludin. 

6. JNE Gandeng Hotman Paris 

Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggandeng pengacara kondang Hotman Paris Hutapea usai perusahaan ekspedisi itu terungkap mengubur berkarung-karung beras bantuan sosial di Depok, Jawa Barat. 

Hal itu diketahui dari undangan konferensi pers yang disebar tim media JNE ke Asumsi.co pada Rabu (3/8/2022). Dalam undangan itu, JNE mencantumkan nama Hotman Paris sebagai salah satu narasumber pada konferensi pers yang rencananya digelar pada Kamis (3/8/2022), pukul 14:00 WIB. Acara itu akan dilangsungkan di Jet Ski Cafe, Jalan Pantai Mutiara No. 57, RT 10 / RW 016, Pluit, Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta. 

Terdapat dua topik yang bakal dibahas pada konferensi pers itu. Pertama, hak jawab JNE atas pemberitaan tuduhan penimbunan beras berupa Barang Paket Bantuan Sosial Presiden RI (“Beras Banpres”) yang dikubur/ditimbun di Kawasan Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat; kedua somasi terbuka terhadap pihak-pihak yang melakukan fitnah. 

Baca Juga:

Risma soal Beras Bansos Dikubur di Depok: Bukan Zaman Saya 

JNE Gandeng Hotman Paris di Perkara Kubur Beras Bansos Depok 

Kemenko PMK Bongkar Asal Usul Bansos Beras yang Dikubur di Depok

Share: Fakta Terkini Kuburan Beras Bansos di Depok