Plesetan akronim SCBD (Sudirman, Citayem, Bojonggede, dan Depok) untuk menggambarkan remaja dari kawasan pinggiran berduyun-duyun ke kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, kini dipersoalkan.
Tak akui: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok Dadang Wihana menyangkal remaja yang mengikuti ‘Citayam Fashion Week’ berasal dari wilayahnya.
“Kami mencoba tidak masuk dalam keriuhan fenomena yang menamakan diri Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok (SCBD) yang sedang trending topic, meskipun nama Depok mulai dihubungkan dengan kondisi ini,” ucapnya, dilansir dari Antara.
Ia mengklaim, berdasarkan hasil investigasi, warga Depok bukan inisiator fenomena SCBD.
“Kepada para pihak, mari kita dalami secara proporsional berdasarkan data-data, tidak merespons hanya berdasarkan isu yang berkembang, (tapi cek dulu) siapa dan dari mana mereka serta apa tujuannya,” ujar Dadang.
Ruang publik: Ia menganggap akronim SCBD terkesan mendiskreditkan pemerintah kota (Pemkot) Depok, karena kurang menyediakan ruang publik. Padahal, kata dia, Pemkot Depok menyiapkan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan positif remaja dan menyediakan ruang aktivitas bagi mereka.
Pemkot Depok, kata dia, telah menyediakan alun-alun dan 55 taman di kelurahan-kelurahan untuk ruang ekspresi warga, termasuk remaja.
“Ada Alun-alun Kota Depok dan GOR di Jalan Boulevard, GDC yang menyediakan fasilitas lengkap untuk aktivitas warga,” tutur Dadang.
Pemkot Depok, kata dia, tahun ini juga akan membangun alun-alun wilayah barat di Kecamatan Sawangan/Bojongsari.
“Beberapa spot (titik) ruang publik sesuai arahan Pak Wali Kota sedang kami rencanakan, termasuk untuk youth market (pasar remaja), dan ada pula untuk event-event (acara-acara( yang mengakomodasi aktivitas remaja,” ucapnya.
Alun-alun baru: Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, akan membangun alun-alun di wilayah barat yang letaknya dekat Situ Tujuh Muara di Kecamatan Bojongsari.
“Insya Allah akan dibangun alun-alun wilayah barat di lahan seluas 2,2 hektar,” tutur Imam.
Imam mengatakan, tahap pembangunannya akan dilakukan pada tahun 2023. Sebab, tahun ini Pemkot Depok masih menyiapkan berbagai hal, salah satunya Detail Enginering Design (DED).
“Kami juga harus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (B2WSCC) agar diizinkan membuat alun-alun di pinggir setu,” ujar Imam.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menjadikan fenomena SCBD sebagai salah satu alasan mengapa Depok cocok gabung dengan Jakarta.
Baca Juga:
Sederet Alasan Depok Cocok Gabung Jakarta
DKI Cari Lokasi Pengganti Citayam Fashion Week, Dari TIM Hingga Sarinah Jadi Pilihan