Kesehatan

Tak Bisa Lewat Perabaan, Ini Cara Deteksi Kanker Prostat

Admin — Asumsi.co

featured image
National Cancer Institute/ Unsplash

Tak seperti kanker payudara, deteksi dini kanker prostat tak bisa melalui sekedar perabaan pada organ tubuh tertentu. Hal tersebut diungkapkan dokter spesialis urologi dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD.

“Prostat letaknya di dalam, jadi tidak mungkin ada orang tiba-tiba hanya menyentuh tangan, pipi atau organ lain, lalu mengatakan Anda kena prostat. Karena ini di dalam, di bawah kandung kencing, tidak mungkin terlihat dari luar,” kata dia seperti dilansir Antara.

Antigen Spesifik Prostat

Agus yang menjabat sebagai Ketua Prostate Awareness Month itu menyarankan, para pria melakukan pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) sebagai salah satu langkah deteksi.

PSA atau pemeriksaan darah tanpa mempertimbangkan waktu tertentu ini bisa dilakukan berbarengan dengan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) yang umumnya disarankan setahun sekali.

“Skrining kanker sebaknya dilakukan setahun sekali, tetapi akan kita evaluasi. Menurut studi, ada sebagian orang yang bisa (skrining) 2 tahun sekali. Untuk praktisnya sebaiknya setahun sekali bersamaan dengan medical check-up,” ujar Agus.

Baca Juga: Mengenal RCC, Kanker yang Intai Perokok dan Penderita Darah Tinggi

Nilai normal PSA yakni di bawah 4 ng/ml. Kemungkinan terjadinya kanker akan meningkat seiring dengan peningkatan PSA. Kadar PSA 3,1-4 ng/ml dikaitkan dengan risiko kanker prostat sebesar 26,9 persen. Peningkatan nilai apabila terdapat pembesaran pada prostat jinak, prostatitis, dan kondisi jinak lainnya.

Skrining untuk kanker prostat dapat mulai dilakukan bagi pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarganya dan pria berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih.

Digital Rectal Exam

Selain PSA, deteksi dini kanker prostat juga bisa melalui Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat dan wawancara riwayat penyakit (anamnesis).

Lebih lanjut, diagnosis seorang pria terkena atau tidaknya kanker melalui biopsi yang bisa dilakukan melalui lubang dubur atau selangkangan dan pemeriksaan pencitraan seperti TRUS, CT, mpMRI hingga bone scan.

Prostat merupakan kelenjar pada pria yang terletak di bawah kandung kemih dan di sekitar saluran kencing. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang membawa air mani atau semen dan membantu mengeluarkan air mani saat ejakulasi.

Normalnya, ukuran prostat sebesar 15-25 ml atau seukuran chestnut. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat bisa bertambah besar usia akibat perubahan hormonal.

Share: Tak Bisa Lewat Perabaan, Ini Cara Deteksi Kanker Prostat