Presiden Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk menetapkan prosedur sementara yang bertujuan memenuhi kewajiban utang luar negeri Rusia. Kini, Rusia berada di ambang ancaman gagal bayar (default).
Tuduhan ke barat: Rusia mengklaim memiliki dana untuk membayar, tetapi tidak dapat melakukan pembayaran bunga kepada pemegang obligasi karena sanksi. Rusia menuduh Barat mencoba mendorong negara itu ke default buatan.
Putin memberi pemerintah 10 hari untuk memilih bank yang menangani pembayaran Eurobonds dibawah skema baru. Ini menunjukkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan kewajiban utangnya terpenuhi ketika membayar pemegang obligasi dalam rubel.
Diduga imbas sanksi: Kegagalan untuk membayar utang luar negeri karena sanksi Barat atas apa yang disebut Rusia sebagai ‘operasi militer khusus’ di Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina membawa negara itu lebih dekat ke default terbesar pada obligasi internasional sejak revolusi Bolshevik lebih dari seabad yang lalu.
“Kewajiban Eurobonds dari Federasi Rusia akan dianggap dipenuhi dengan benar jika mereka dieksekusi dalam rubel dalam jumlah yang setara dengan nilai kewajiban dalam mata uang asing,” demikian pernyataan dekrit itu, dilansir dari Reuters.
Di hari pembayaran, nilai tukar didasarkan pada pasar mata uang internal Rusia. Obligasi mata uang keras Rusia senilai $40 miliar telah menjadi sasaran sanksi keuangan dari Barat.
Hindari gagal bayar: Namun, Rusia berhasil menghindari default dan melakukan pembayaran kepada pemegang internasional pada tujuh eurobond yang berbeda sejak awal perang. Rusia lolos dari default karena menemukan cara baru untuk mentransfer uang.
Rusia harus membayar dua pembayaran bunga sebesar $71,25 juta dan 26,5 juta euro ($27,98 juta), pada 27 Mei. Rusia memiliki masa tenggang 30 hari untuk melakukan pembayaran.
Rusia mengatakan telah mentransfer uang tunai ke National Settlement Depository, tetapi sanksi kemungkinan mencegah dana tersebut tersalurkan. Kementerian Keuangan Rusia mengatakan, akan membayar rubel pada Eurobonds yang nantinya dapat dikonversi ke mata uang asing.
Pendapat pakar: Ekonomi utama dari Oxford Economics, Tatiana Orlova mengatakan, Rusia membangun mekanisme kementerian keuangan untuk melakukan pembayaran dalam rubel ke bank yang tidak berada di bawah sanksi Barat. Menurut Tatiana, tidak jelas apakah pemegang obligasi akan mengikuti rencana tersebut.
Ahli strategi dari BlueBay Asset Management, Tim Ash, memperkirakan keputusan Putin tidak akan banyak mengubah lintasan negara menuju default dalam obligasi internasionalnya, yang diterbitkan di bawah hukum Inggris.
“Putin tidak menentukan kapan/apakah terjadi default. Dia tidak menentukan apakah Eurobonds telah dibayarkan dan dalam bentuk yang diminta dalam kontrak, atau tidak,” ucapnya.
Baca Juga:
NATO Prediksi Perang di Ukraina Akan Berlangsung Beberapa Tahun
Sempat Hilang di Ukraina, Tentara Bayaran AS Muncul di TV Rusia
Jurnalis Rusia Jual Hadiah Nobel Perdamaian untuk Anak-anak Ukraina