Delegasi Rusia dan Ukraina akan melakukan pembicaraan tahap keempat. Keduanya fokus membicarakan topik gencatan senjata, penarikan pasukan hingga jaminan keamanan untuk Ukraina.
Hubungan kedua negara: Salah satu delegasi Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan posisi Ukraina masih sama yakni bahwa gencatan senjata harus dilakukan apabila Rusia ingin melangkah ke pembicaraan mengenai hubungan masa depan. Pernyataan itu ia unggah ke media sosial.
“Perundingan. Putaran keempat. Tentang perdamaian, gencatan senjata, penarikan pasukan segera, dan jaminan keamanan. Pembahasan yang berat,” tulis Podolyak dikutip Antara.
Podolyak merasa yakin Rusia masih menyimpan delusi bahwa 19 hari kekerasan terhadap kota-kota Ukraina adalah strategi jitu. Namin di sisi lain, Rusia menyangkal tudingan bahwa pergerakannya menargetkan warga sipil.
Korban perang: Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyoroti jumlah korban tewas dan luka akibat serangan Rusia di Ukraina sejak 24 Februari lalu. Ratusan warga Ukraina dilaporkan telah tewas.
Laporan Office of the U.N. High Commissioner for Human Rights (OHCHR) atau misi pemantau komisioner tinggi PBB urusan hak asasi manusia menyebutkan, 351 orang di Ukraina dipastikan tewas akibat invasi Rusia.
“Sebanyak 351 orang tewas dan 707 lainnya mengalami luka-luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan, meski angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi”, demikian disampaikan pihak OHCR dilansir dari Reuters, Minggu (6/3/2022).
Rusia bantah: Rusia membantah telah menyerang warga sipil selama invasi di Ukraina sejak 24 Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tak melakukan invasi ke Ukraina.
Ia lebih suka menyebut aksi militer Rusia ke Ukraina sebagai operasi militer khusus. Selama operasi tersebut, Rusia menyerang infrastruktur militer Ukraina. Setidaknya lebih dari 118 fasilitas militer Ukraina hancur oleh serangan-serangan Rusia.
Baca Juga:
Rusia Balas Rentetan Sanksi dari Barat
Ukraina Tuding Militer Rusia Sengaja Serang Pengungsi Perempuan dan Anak
AS Jatuhkan Sanksi kepada Milarder Rusia Hingga Keluarga Jubir Putin