Serangan pasukan Rusia berlanjut hingga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Pasukan Rusia dikabarkan menembakkan roket dari berbagai sisi.
“Tentara Rusia menembak dari semua sisi ke PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa,” cuit Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Dilaporkan wali kota setempat: Dikutip dari Reuters, Kuleba mengaku telah mendapat laporan wali kota setempat tentang serangan Rusia di sana.
“Kebakaran telah terjadi. Jika (PLTN) itu meledak, ledakannya bisa 10 kali lebih besar daripada Chernobyl! Rusia harus SEGERA menghentikan serangannya, izinkan pemadam kebakaran, dirikan zona keamanan!” tulis Kuleba.
Terbakar: Juru Bicara PLTN Zaporizhia, Andrei Tuz mengakui pembangkit listrik tenaga nuklir itu terbakar pada Jumat (4/3/2022) pagi waktu setempat setelah serangan oleh pasukan Rusia.
“Akibat penembakan oleh pasukan Rusia di PLTN Zaporizhia, kebakaran terjadi,” kata Andrei Tuz dalam postingan video di akun Telegram pembangkit tersebut.
Ukraina mengatakan pasukan Rusia meningkatkan upaya untuk merebut PLTN dan telah memasuki kota dengan tank.
Bahaya bagi keamanan dunia: Walikota Energodar Dmytro Orlov mengungkapkan bahwa kebakaran PLTN Zaporizhzhia terjadi usai terjadi pertarungan sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina di dekat pembangkit tenaga nuklir itu.
Meski diakui ada korban, Orlov belum bisa memberikan rincian.
“Sebagai akibat dari serangan musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia terbakar,” kata Orlov di saluran Telegram-nya.
Dia menegaskan bahwa serangan Rusia ini sebagai ancaman terhadap keamanan dunia. Sebelumnya, kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah menimpa PLTN Chernobyl pada 1986 saat Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet.
Baca Juga:
80 WNI dari Ukraina Tiba di Indonesia
Presiden Ukraina Sambut Gelombang Pertama Tentara Asing Lawan Rusia
UNHCR: Dalam Sepekan Satu Juta Warga Ukraina Mengungsi Akibat Invasi Rusia