Di tengah peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron melanda
Indonesia saat ini, memunculkan kekhawatiran bahwa virus kali ini bisa memicu
terjadinya long COVID, hingga penyakit berbahaya lainnya.
Adapun long COVID yang diderita para penyintas yang terpapar
virus ini, pertama kali terungkap saat varian Delta melanda berbagai belahan
dunia. Kini, para peneliti dan ahli kesehatan tengah mengamati kemungkinan
varian Omicron juga bisa memicu long COVID.
Potensi dan Gejala Long COVID
Melansir Harvard Gazette, Direktur Klinis COVID di Beth
Israel Deaconess Medical Center, Jason Maley mengatakan kalau sejauh ini varian
Omicron diduga tak memicu terjadinya long COVID seperti Delta.
Adapun kemunculan varian ini yang misterius pada Desember
lalu, membuat para pakar tertarik meneliti potensi long Covid yang disebabkan
oleh Omicron.
“Sejauh ini, memang belum mengetahui apakah varian
virus ini menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, seperti yang saat
dilakukan penelitian pada hewan,” ujar Maley.
Meski demikian, menurut Maley sejauh ini sifat infeksi dari
Omicron tak jauh berbeda dengan varian lainnya yang juga memicu terjadinya long
COVID. Ia mengaku mengkhawatirkan penularan varian ini yang belakangan kian
masif di berbagai negara
“Sangat banyak orang yang terinfeksi Omicron. Kami
tentunya mengharapkan kasus-kasus ini tidak menyebabkan lebih banyak kasus long
COVID. Namun, kami merasa tidak ada perbedaan antara virus ini dengan varian
lainnya yang bisa saja juga menyebabkan long COVID,” terangnya.
Ia menyebutkan, long COVID merupakan gejala penyakit lanjutan yang disebabkan
karena terpapar virus Corona. Biasanya tanda-tana long COVID, muncul empat
hingga delapan minggu setelah penyakit akut berlalu.
“Gejala ini ditandai dengan sesak napas, kelelahan,
rasa sakit di dada, pusing, muntah, hingga mengalami kabut otak. Long COVID
bisa memengaruhi pasien pada kondisi berikutnya setelah terinfeksi,”
ungkapnya.
Picu Diabetes
Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
(PB-IDI) Erlina Burhan mengungkapkan, sejauh ini memang belum ada data lengkap
yang menyebutkan, varian Omicron juga bisa menyebabkan long COVID seperti
varian Delta.
Namun menurutnya, varian Omicron memicu terjadinya long
COVID bisa saja terjadi bahkan menyebabkan penyakit parah yang bersarang di
pasien yang terpapar seperti diabetes.
“Potensi long COVID di varian Omicron itu tetap ada
memang menurut saya, kalau si pasiennya ini berat gejalanya saat terpapar.
Bisa juga bahkan memicu terjadinya penyakit lain kayak
diabetes itu,” kata Erlina kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon,
Minggu (20/2/2022).
Ia menjelaskan, virus Corona pada dasarnya bersifat merusak
organ tubuh lainnya. Saat virus Corona varian Omicron itu merusak organ tubuh
lain seperti pankreas, diabetes bisa menjangkiti tubuh pasiennya yang menjadi
efek dari long COVID.
“Jadi, sebetulnya tergantung dimana terjadi inflamasi
dan kerusakan akibat virus Corona ini. Kalau kelainannya atau kerusakan akibat
virus ini terjadi pada pankreas, bisa saja kemudian pasien itu terkena
diabetes. Cuma data-data soal potensi ini masih dievaluasi dan dicari tahu
lebih lanjut untuk memastikannya,” terangnya.
Komorbid Lebih Waspada
Sementara itu, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan
sejauh ini long COVID memang paling banyak terjadi pada pasien yang terpapar
virus varian Delta.
Ia pun tak menampik kalau varian Omicron bisa saja memiliki
dampak yang sama, yakni menyebabkan long COVID khususnya bagi pasien dengan
komorbid alias penyakit penyerta.
“Kalau ditanyakan potensi ada? Mungkin saja terutama
yang memiliki komorbid tentu harus lebih ekstra waspada. Sekarang ini, para
peneliti juga masih terus melengkapi data-datanya karena kemunculan Omicron
yang baru dan tiba-tiba ini,” katanya saat dihubungi terpisah.
Baca Juga