Seperti kata pepatah, “Membaca adalah jendela dunia.” Sudah tahu belum, ternyata membaca nyaring bisa mengembangkan literasi anak sejak dini?<br><br>Membaca nyaring sendiri bukan berarti sekadar membaca dengan suara nyaring atau keras semata, melainkan memahami isi bacaan yang rumit dengan ucapan serta intonasi yang jelas.<br><br>Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam peringatan Hari Baca Nyaring Sedunia atau World Read Aloud Day (WRAD) 2022 di Jakarta, Rabu (2/2/2022).<br><br>Selain meningkatkan kemampuan berbahasa anak, ternyata dengan membaca nyaring hubungan anak dengan orang tua juga semakin dekat. Nah, aktivitas membaca nyaring ini penting untuk membangun pengetahuan yang dibutuhkan anak ketika membaca.<br><br>Karena, melalui aktivitas membaca nyaring, orang tua memberikan contoh cara membaca yang baik, benar, lancar, fasih, dan bermakna.<br><br>“Melihat orang tuanya bercerita, secara tidak langsung anak akan mendapatkan banyak kosakata yang merupakan modal bagi anak untuk bisa berbicara, membaca, dan menulis,” kata Nadiem.<br><br>Meski terlihat sederhana, membaca nyaring ternyata menjadi cara mudah untuk mengembangkan literasi sejak dini. Founder Reading Bug sekaligus Pembina Read Aloud Indonesia, Rossie Setiawan menjelaskan tujuan dari membaca nyaring bukan untuk menyelesaikan satu buku, melainkan proses interaksi, dialog, serta meningkatkan kedekatan komunikasi anak dengan orang tua.<br><br>Kebiasaan membaca nyaring ini bisa mulai diajarkan dari cara yang paling mudah. Misalnya, saat membacakan dongeng sebelum tidur.<br><br>Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia Semiarto Aji Purwanto menjelaskan sejak dulu nenek moyang Indonesia telah terbiasa dengan tradisi tutur atau lisan. Untuk itu, kehadiran medium digital seperti YouTube jangan sampai malah menggeser peran yang semestinya diperankan para orang tua.