Pemerintah memprediksi puncak gelombang kenaikan kasus virus corona (Covid-19) varian omicron Indonesia terjadi di awal Februari mendatang.
Pemerintah yakin bisa menangani karena saat ini lebih siap ketimbang saat terjadi lonjakan kasus varian Delta pada 2021 lalu.
Puncak kasus Februari: Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kasus Omicron bakal naik tinggi pada awal Februari.
Prediksi itu didasari hasil pengamatan terhadap puncak kasus yang terjadi di berbagai negara. Rata-rata puncak kasusnya terjadi dalam rentang waktu 40 hari usai kasus pertama ditemukan.
“Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari,” kata Luhut dalam konferensi pers, Selasa kemarin (11/1).
Imbau tak panik: Luhut memastikan pemerintah telah menyiapkan strategi yang berbeda dibanding saat menangani lonjakan kasus varian delta. Oleh karena itu, Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik.
“Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Didukung oleh tingkat vaksinasi yang sudah lebih tinggi dan kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi,” ucap Luhut.
Dia menegaskan bahwa saat ini sistem kesehatan jauh lebih siap, baik dari segi ketersediaan obat, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, hingga fasilitas isolasi terpusat.
Kasus Omicron Indonesia: Saat ini sudah ada 506 kasus positif varian omicron yang terdeteksi di Indonesia. Bertambah 92 kasus dari sebelumnya.
Sebagian besar kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri yang datang ke Indonesia. Hanya 84 kasus transmisi lokal yang terjadi di tengah masyarakat.
(alg)
Baca juga:
Pasien Omicron Bogor Sering ke Jakarta Naik Transportasi Umum
Menkes Akui akan Ada Lonjakan Omicron, Minta Warga Jangan Panik