Jumlah Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet Alami Tren Kenaikan
Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta mengalami kenaikan. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan BOR di rumah sakit khusus pasien corona itu terlihat dalam data sepekan terakhir.
Konsisten bertambah: “Peningkatan jumlah orang yang dirawat juga terlihat di Wisma Atlet, selama seminggu terakhir jumlah orang yang dirawat tampak meningkat secara konsisten pada rentang 248 hingga 273,” kata Wiku, Selasa (16/11/2021).
Berdasarkan data teraktual, RS Wisma Atlet mendapatkan 19 pasien baru. Sebelumnya, Wiku melanjutkan, BOR di RS Wisma Atlet sudah tampak menurun. Jumlah penurunannya sampai di angka 209 orang.
Kasus baru di DKI Jakarta: Secara umum, Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 347 kasus baru dalam kurun waktu Senin (15/11/2021) hingga Selasa (16/11/2021). Tambahan itu lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yang hanya 221.
Dengan tambahan 347 kasus baru, total kasus positif mencapai 4.251.423. DKI Jakarta menyumbangkan kasus baru terbanyak, yaitu 79. Setelah DKI, Jawa Barat memiliki 50 kasus dan Daerah Istimewa Yogyakarta 37 kasus.
Wilayah lain: Selain BOR di RS Wisma Atlet, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun melaporkan kondisi RS rujukan Covid-19 di wilayah Jawa-Bali. Wiku menyebut, jumlah keterisian tempat tidur di wilayah-wilayah tersebut juga mengalami kenaikan hingga 34 persen.
Rinciannya, 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah, 13 kabupaten/kota di Jawa Timur, 8 kabupaten/kota di Jawa Barat, 4 kabupaten/kota di Banten, 2 kabupaten/kota di DKI Jakarta, dan 2 kabupaten/kota di Bali.
Penyebab peningkatan: Menurut Wiku, kenaikan keterisian rumah sakit Covid-19 itu terjadi seiring dengan kenaikan kasus di 37 kabupaten/kota di Jawa-Bali. Wiku menyayangkan kondisi tersebut, apalagi, pelaksanaan vaksinasi mengalami penurunan dalam sepekan terakhir.
“Di saat kasus mengalami peningkatan dan sudah semakin banyak orang dirawat, sayangnya laju vaksinasi mengalami penurunan selama 7 minggu terakhir,” kata dia.
Baca Juga
