Covid-19

Penyintas COVID-19 dan Orang yang Sudah Divaksin Cenderung Taat Prokes

Antara — Asumsi.co

featured image
Pexels/Antara

Penelitian oleh Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan orang Indonesia yang sudah melakukan vaksinasi COVID-19 cenderung lebih baik dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) dibandingkan dengan yang enggan dan belum divaksin.

“Justru yang sudah divaksin dan merasa terlindungi, mereka memiliki skor pencegahan lebih tinggi bisa sampai 52, mendekati range 60,” kata peneliti HCC dan dokter lulusan FKUI, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, saat konferensi pers virtual, Senin (15/11/2021) dikutip dari Antara.

Skor CPBI: Skor COVID-19 Prevention Behaviour Index (CPBI) sendiri merupakan kuisioner yang dijadikan standar untuk menggambarkan kondisi sebenarnya dalam mengidentifikasi perilaku pencegahan COVID-19 di suatu komunitas. Semakin angka skor CPBI tinggi, maka tindakan atau perilaku pencegahan COVID-19 semakin membaik, dan begitu pula sebaliknya.

Jumlah responden: Penelitian CPBI yang dilakukan HCC ini mengambil sampel lebih dari 1800 responden dari 24 provinsi di Indonesia. Mereka yang telah divaksin mendapatkan skor CPBI lebih tinggi, yakni 52, dibandingkan dengan responden yang enggan dan belum divaksin yang hanya mendapatkan skor sebesar 48.

Belajar dari pengalaman: Hal serupa juga terjadi pada responden yang pernah kontak erat dan memiliki anggota keluarga yang terinfeksi. Mereka juga cenderung memiliki skor CPBI yang tinggi, yakni 52 dari rentang angka 10 hingga 60. Penyintas COVID-19 juga memiliki skor CPBI sebesar 52, namun rentang angkanya dari 20 hingga 60.

“Artinya adalah, pengalaman sebagai penyintas COVID-19 atau pernah kontak erat atau pengalaman menyaksikan anggota keluarga pernah menderita COVID-19, menjadikan responden lebih baik dan ketat dalam melakukan perilaku pencegahan,” kata Ray.

Belum divaksin berpotensi jadi agen penular: Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Indonesia yang belum dan enggan melakukan vaksinasi COVID-19 cenderung tidak menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan baik sehingga berpotensi menjadi agen penular.

“Ternyata dari 35 persen responden atau orang Indonesia yang belum atau tidak mau divaksin, yang mengejutkan kami adalah skor CPBI mereka justru sangat rendah. Itu artinya mereka yang tidak mau divaksin justru ogah-ogahan dalam menerapkan prokes dibandingkan mereka yang sudah divaksin,” tutur Ray.

Alasan rasional: Menurut Ray, keputusan yang diambil seseorang untuk melakukan vaksinasi merupakan keputusan yang dijalani dengan rasional sehingga para responden itu cenderung akan lebih berhati-hati, waspada, atau khawatir terhadap penularan COVID-19.

Efek pemberitaan: Ray juga mengungkap, aspek lainnya yang membuat respon khawatir ternyata datang dari aspek pemberitaan. Survei HCC menunjukkan 39,7 persen responden merasa takut dan 16,9 persen sangat takut terhadap COVID-19 yang didapatkan melalui pemberitaan sehingga dapat membantu mereka lebih taat menerapkan prokes.

“Jadi mereka melihat seperti gelombang kedua banyak yang tidak terselamatkan, kemudian rumah sakit penuh, nakes banyak yang kewalahan, ternyata ini menyetir para responden ini lebih awas, khawatir, dan lebih menerapkan perilaku pencegahan COVID-19 yang baik,” kata Ray.

Baca Juga:

Share: Penyintas COVID-19 dan Orang yang Sudah Divaksin Cenderung Taat Prokes