Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur memberi sinyal bakal mengusung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Seberapa besar peluangnya?
Khofifah Tak Bisa Dipisahkan dari PPP
Mengutip CNN, Ketua DPW PPP Jatim Musyaffa Noer mengatakan, partainya tak hanya siap mendukung Khofifah untuk kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur, namun juga mantap mengusungnya sebagai calon wakil presiden 2024.
Ia menegaskan, PPP Jatim sudah mengusulkan nama Khofifah untuk menjadi cawapres pada kontestasi Pilpres mendatang.
Baca juga: Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Surabaya Berselisih tentang Mobil PCR | Asumsi
“Sudah saya usulkan Bu Khofifah sebagai cawapres. Iya atau tidak, tergantung dewan pimpinan pusat,” katanya saat menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP baru-baru ini.
Ia menuturkan, karier politik mantan Menteri Sosial era Kabinet Kerja tersebut tak bisa dilepaskan dengan PPP. Meski belakangan, ia lebih dikenal sebagai politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Musyaffa menyatakan, partai berlambang Ka’bah tak pernah ragu untuk terus mendukung Khofifah ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Sebagai informasi, di era Orde Baru, Khofifah tercatat sebagai anggota DPR RI dari fraksi PPP pada periode 1992-1997. PPP juga mengusungnya maju di Pilkada Jawa Timur 2018.
“Sungguh beliau ini tidak bisa dipisahkan dengan PPP. PPP yang mengantar beliau sampai jadi seperti hari ini. Hatinya sesungguhnya PPP asli,” ucapnya.
Kekuatan Politik Khofifah Diperhitungkan
Menyikapi dukungan ini, Khofifah menyampaikan ucapan terima kasihnya atas dukungan yang disampaikan Musyaffa mewakili PPP Jawa Timur.
“Saya mengucapkan terima kasih support dari teman-teman fraksi di DPRD atas perjalanan Pemprov, luar biasa,” kata wanita yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini.
Ia mengakui besarnya dukungan PPP selama ini terhadap kariernya di pemerintahan. “Tentu pada proses pencalonan saya dan Pak Emil Elestianto Dardak kemarin, saya mengucapkan terima kasih,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, sejauh ini partainya masih memperhitungkan kekuatan politik dari sosok tertentu untuk diusung di Pilpres 2024, termasuk Khofifah.
“PPP melihat kekuatan-kekuatan politik juga seyogyanya memikirkan bagaimana Pilpres mendatang tidak mengulang situasi keterbelahan rakyat, seperti yang terjadi di Pilpres 2014 dan 2019,” kata Arsul saat dihubungi Asumsi.co melalui sambungan telepon, Selasa (1/6/21).
Baca juga: Khofifah dan Bukti Sulitnya Perempuan Jadi Gubernur di Indonesia | Asumsi
Ia menambahkan, PPP sebenarnya menilai saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan sosok yang akan didukung untuk Pilpres mendatang.
“Apalagi kita masih berada di tengah pandemi Covid-19 yang belum bisa diperkirakan dengan akurat kapan akan teratasi dengan baik,” ujarnya.
Pantas Jadi Cawapres
Pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengaku tak heran jika PPP memberikan sinyal untuk mengusung Khofifah maju di Pilpres 2024.
Hal ini melihat perjalanan karier politiknya yang dibesarkan oleh PPP saat partai politik hanya ada 3, selain Golkar dan PDI pada Orde Baru. Soal peluangnya sebagai calon presiden, kata dia, berdasarkan survei lembaganya, elektabilitas Khofifah masih berada di bawah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.
“Enggak aneh kalau PPP mengusung khofifah. Peluangnya dari hasil survei KedaiKOPI masih dibawah Emil (Ridwan Kamil). Survei kami sih, Anies pertama, kedua Ganjar, ketiga Emil, kemudian Khofifah,” katanya saat dihubungi terpisah.
Namun bila sebagai calon wakil presiden, menurutnya, elektabilitas Khofifah layak diperhitungkan. Terlebih sosoknya bisa mewakili Muslimat dan Fatayat NU.
“Kalau sebagai pendamping, dalam hal ini cawapres sih, oke-oke saja. Dia bisa mewakili Muslimat dan Fatayat NU yang notabene kalangan ibu dan anak muda. Khofifah dahsyat kalau bicara dukungan dari mereka,” tuturnya.
Ia menyarankan, Khofifah memang lebih pantas untuk diusung sebagai cawapres karena dinilai belum kuat untuk menjadi capres.
“Bisa dipertimbangkan untuk jadi cawapresnya Anies. Kalau bicara Suharso Monoarfa (Ketua Umum PPP) dibandingkan Khofifah secara elektabilitas untuk maju di Pilpres, tentu saja Khofifah lebih baik,” imbuh Hendri.