Polda Jawa Tengah menemukan tanda kekerasan di tubuh mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Itu diketahui berdasarkan autopsi yang dilakukan.
Penyumbatan Otak: Polda Jateng, Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan ada tanda kekerasan di bagian kepala mahasiswa yang tewas saat Diklatsar Resimen Mahasiswa (Menwa).
“Korban meninggal diduga akibat terjadi penyumbatan di bagian otak,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy, Selasa (26/10).
Autopsi: Ada pula temuan indikasi kekerasan di bagian tubuh lainnya. Namun, polisi belum mau merinci lebih jauh.
Sejauh ini autopsi belum selesai dilakukan oleh tim yang dipimpin Kabid Dokkes Polda Jateng Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti.
Hasil autopsi secara keseluruhan akan disampaikan jika sudah tuntas dilakukan.
“Hasilnya keluar kurang dari sepekan,” kata Iqbal.
Tersangka: Sejauh ini, kepolisian masih melakukan penyidikan. Sudah ada dugaan tindak pidana tapi belum ada tersangka yang ditetapkan kepolisian.
Kasus: Sebelumnya, mahasiswaa bernama Gilang Endi (23) meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar resimen mahasiswa (diklatsar menwa).
Diklatsar dilakukan di bawah Jembatan Jurug Kecamatan Jebres Solo pada Minggu lalu (24/10).
Sikap Kampus: Pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) sudah meminta keterangan dari panitia setelah peristiwa terjadi.
Panitia mengklaim kegiatan berlangsung sesuai aturan dan prosedur yang ditetapkan kampus.
Kampus kini menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus lebih lanjut.
Baca juga:
Fakta-fakta Kematian Mahasiswa UNS Saat Diklat Menwa di Bengawan Solo
Sejarah Menwa, UKM Ala Militer yang Berawal dari Jawa Barat
Polisi Selidiki Tewasnya Mahasiswa UNS Saat Ikut Diklatsar di Bengawan Solo