Maraknya mata uang kripto di Indonesia membuat masyarakat mengenal teknologi blockchain. Teknologi ini berkembang dan memunculkan NFT atau Non-Fungible Token.
NFT adalah teknologi kripto layaknya sebuah sertifikat keaslian digital yang akan menjamin kepemilikan resmi pihak yang memiliki aneka karya virtual, seperti foto, video, lukisan, animasi, lagu, dan lain sebagainya melalui teknologi blockchain.
Setiap NFT memiliki kode identifikasi yang unik sehingga tidak dapat diduplikasi maupun dipertukarkan satu sama lain. NFT juga dilengkapi metadata yang berisi informasi spesifik tentang aset tersebut.
Bahkan, NFT digadang-gadang menjadi masa depan potensial bagi para pelaku atau pun penikmat karya hasil dari industri kreatif.
Perkembangan NFT
NFT sudah ada sejak 2014, namun keberadaannya masih dipandang sepele. Berdasarkan data dari laman nonfungible.com, pada tahun 2020 transaksi di pasar NFT meningkat 66% dengan nilai transaksi mencapai $250 juta.
Investasi pada aset NFT pun ikut tumbuh pesat hingga 299%. Kenaikan investasi NFT ini tak terlepas dari popularitas cryptocurrency seperti Bitcoin yang juga kian meroket.
Menariknya, NFT seperti menjadi cara baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Mulai dari karya seni hingga berbagai item unik telah dijual sebagai NFT seharga jutaan dolar.
Melihat respons pasar, beberapa brand terkenal seperti Nike, Louis Vuitton, IBM serta NBA mulai membuat produk dan layanan berbasis NFT. Sedangkan, merek seperti Charmin dan Taco Bell bahkan menggunakan aset NFT untuk mengumpulkan dana amal.
Baca Juga: Tren NFT Bikin Desainer Sampai Sineas Jual Karya Lewat Pasar Kripto
Pada Maret lalu, cuitan pertama dari CEO Twitter Jack Dorsey yang berbunyi “just setting up my twttr” dijual sebagai NFT senilai $2,9 juta.
Salah satu seniman digital bernama Mike Winklemann atau akrab dikenal dengan nama panggung Beeple menjual karyanya dalam bentuk NFT yang bertajuk “Everyday: The First 5000 Days” dengan harga tertinggi senilai $69,3 juta
Seorang bocah 12 tahun asal Inggris bernama Benyamin Ahmed misalnya, baru-baru ini menuai sukses usai menjual koleksi meme berjudul Weird Whales (Paus Aneh) lewat NFT. CNBC melaporkan bahwa pendapatannya dari dagang meme Paus Aneh itu bisa mencapai Rp5,7 miliar pada akhir Agustus 2021.
NFT di Indonesia
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa NFT menjadi token yang menarik karena memiliki sertifikat digital yang dapat mewakili kepemilikan barang berwujud maupun tidak berwujud sebagai bukti keaslian dan kepemilikan yang disimpan dalam blockchain.
“Token-token ini dapat digunakan sebagai koleksi seperti lukisan, gambar, lagu, game, produk investasi, atau yang lainnya,” katanya pada Asumsi.co, Senin (6/9/2021).
Ia menambahkan dari sisi kolektor, rasa kepemilikan dan keaslian atas karya NFT dari artis yang disukai menjadi daya tarik utama untuk memiliki NFT
“Bahkan, beberapa NFT memungkinkan pemiliknya untuk menukarkan NFT tersebut ke dalam bentuk barang fisik atau menjadikannya sebagai salah satu investasi jangka panjang,” katanya.
Ia menambahkan NFT saat ini masih cenderung lebih ke hype yang digunakan untuk spekulasi. Belum terlalu banyak penggunaan nyatanya khususnya di negara kita.
“Karena masih tidak terlalu menghargai copyright untuk gambar digital. Ini mirip seperti jual beli lukisan sebenarnya, tetapi berbentuk digital saja. Ya, seperti kita membeli lukisan, lalu kita mencari pembeli berikutnya yang mau lukisan yang kita beli,” katanya.
Dari Lukisan Hingga Lelang Amal
Di Indonesia, peneliti dan penulis Denny JA pernah menjual lukisan NFT yang bertajuk “A Portrait of Denny JA – 40 Years in the World of Ideas” melalui situs lelang OpenSea, yang terjual cukup mahal.
Lukisan tersebut laku terjual dengan harga 27,5 WETH atau sekitar Rp1 miliar. Tweet milik Denny JA juga ia jual dalam bentuk NFT dan laku senilai Rp100 juta.
Denny menyampaikan dirinya tertarik meluncurkan NFT karena tertarik pada hasil penjualan karya seni NFT di luar negeri. Setelah ia mempelajari dan akhirnya mencoba, ternyata keunggulan NFT adalah memiliki biaya jual karya seni yang jauh lebih murah dibanding menjual karna seni ke galeri konvensional. “Saat itu penjualan saya hanya dipotong 0,1%,” kata Denny.
Selain Denny, salah satu perusahaan exchange crypto, Tokocrypto, berkolaborasi dengan salah satu seniman Indonesia, William Tan, berhasil mengumpulkan 222 ETH dalam waktu kurang dari 4 jam untuk penggalangan dana Oxygen for Indonesia melalui lelang NFT pertama yang dilakukan di Indonesia.
Lelang amal yang diadakan di Twitter Space pada 17 Agustus 2021 lalu bersama CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, Chef Arnold Poernomo, serta Aldi Haryopratomo, mantan CEO Gopay, berhasil mengumpulkan dana dalam ETH yang setara dengan US$700.000 atau sekitar Rp10 miliar (berdasarkan harga ETH saat penggalangan dana berlangsung) dalam waktu yang sangat singkat dengan berhasil menjual total 1024 NFT.
Selain lelang amal, Tokocrypto juga bekerja sama dengan para kreator atau artist baik di kategori lifestyle, kreatif, gamers. Beberapa merchant yang sudah bekerjasama antara lain Nevertoolavish, Banyan Core, Maximall Footwear, Si Juki, Karya Karsa.
“Kondisi pandemi saat ini pastinya berdampak pada artist lokal Indonesia untuk memamerkan karyanya, bahkan melakukan monetisasi dari karya tersebut. NFT bisa menjadi pilihan bagi para kreator untuk tetap berkreasi dan produktif memasarkan karyanya dalam format digital dengan tetap menjamin keasliannya.” Ujar Chief Strategy Officer Tokocrypto Chung Ying Lai kepada Asumsi.co.
Prospek ke Depan
Oscar mengatakan bahwa NFT adalah proyek blockchain yang masih di pantau. Salah satu hal menarik membuat sertifikasi digital dari produk seni digital. Namun, memang tidak bisa dibantah punya tantangan cukup besar, karena beberapa hal seperti masalah copyright yang belum terlalu terlindungi di Indonesia.
“Kurang nya penghargaan akan nilai barang seni, kesulitan untuk menguangkan kembali pada saat barang NFT tersebut harus dijual kembali,” katanya.
Sedangkan CMO Rekeningku.com mengatakan bahwa NFT merupakan terobosan baru dalam pengembangan manfaat blockchain, tapi ada yang perlu diperhatikan, baik pemalsuan atau copy NFT yang mana banyak yang belum paham pengecekan ke absahan NFT tersebut.
“Semua trobosan baru pasti memiliki sisi positif dan negatif. Sedangkan transaksi menggunakan NFT biasa dilakukan di luar negeri, namun untuk di indonesia semua transaksi keuangan wajib menggunakan rupiah,” katanya kepada Asumsi.co.