Jagad maya Twitter beberapa waktu lalu diramaikan dengan cuitan yang menyatakan bahwa orang berumur 25 tahun harusnya sudah memiliki tabungan Rp100 juta. Cuitan ini juga menyebutkan bahwa seseorang idealnya sudah memiliki kendaraan pribadi, dan gaji minimal Rp8 juta di usia 25 tahun.
Sontak, hal ini mencuri perhatian warganet. Banyak yang membandingkan dengan diri sendiri bahwa di umurnya yang 25 tahun, belum memiliki apa-apa, bahkan masih ada yang belum mendapatkan pekerjaan, atau masih bersekolah. Adapula yang sudah bekerja, namun belum punya tabungan sebanyak itu. Sehingga, isu ini ramai diperbincangkan.
Isu ini juga menarik perhatian beberapa figur publik, salah satunya, penyanyi Fiersa Besari. Ia pun ikut mengomentari isu soal fase hidup ketika memasuki usia 25 tahun ini.
Pencapaian tiap orang berbeda. Ada yang punya banyak uang di usia 25, ada juga yang baru punya penghasilan di usia tua. Ya, namanya juga rezeki, datangnya ngagetin. Enggak tahu kapan, enggak tahu di mana, dan yang pasti, enggak tergantung usia. Ikhtiar aja, Lur
— Fiersa Besari (@FiersaBesari) May 10, 2021
Begitupun dengan Dokter Konsultan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, dr.Andi Khomeini Takdir, yang juga ikut mengomentari kondisi tersebut.
Usia 25 tahun idealnya punya 100 juta?
Saya pikir gak juga. Gak usah insecure kalau usia 25/30/menuju 35 gak punya 100 juta duit di rekening.
Asal gak ngutang. Badan sehat. Hati bahagia. Gak pake iri-dengki. Kerjaan ada. Iman & ilmu bertambah. Keluarga & sahabat saling dukung.
— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) May 9, 2021
Melihat kondisi ini, mungkin kamu langsung berkaca dengan kondisi saat ini. Hati-hati lho, membanding-bandingkan diri dengan orang lain seperti itu, bisa memicu Quarter Life Crisis. Lalu, apakah kamu tiba-tiba galau memikirkan tentang pilihan hidup yang kamu jalankan, tujuan hidup, atau perkembangan hidupmu? Jika iya, mungkin itu tandanya kamu mengalami Quarter Life Crisis (QLC).
Apa itu Quarter Life Crisis (QLC)?
Psikolog Ellyana Dwi Farisandy menuturkan, QLC merupakan suatu periode kehidupan seseorang, yang mulai merasa cemas, bingung, khawatir dengan kehidupan saat ini, juga masa depan. Biasanya, seseorang yang mengalami QLC berada pada tahapan emerging adulthood, yakni berusia 18 tahun hingga 28 tahun.
“QLC biasanya terjadi dikarenakan beberapa hal. Di antaranya ada perubahan yang konstan pada diri individu, misalnya dari yang awalnya kuliah kemudian bekerja. Atau, yang awalnya berpacaran ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan, dan sebagainya. Atau adanya tuntutan dari lingkungan dan atau orang tua. Seperti pengharapan lingkungan untuk segera menikah, mendapatkan pekerjaan yang stabil, melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, dan sebagainya,” ucap Ellyana kepada Asumsi.co, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga: Tips Mengatasi Trauma Setelah Terkena Covid-19 | Asumsi
Penyebab QLC ini, bisa juga karena sudah tidak dependen, namun rasanya kesulitan untuk independen seutuhnya. Sudah tidak berkuliah, namun belum mendapatkan pekerjaan yang stabil. Sehingga, biaya hidup masih ditanggung orang tua atau harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak mimpi yang akhirnya belum direalisasikan karena banyaknya keterbatasan dan kesempatan yang ada.
Ellyana menjelaskan, orang-orang yang mengalami QLC ini, biasanya seringkali merasa khawatir, cemas, dan panik. Lalu orang itu juga akan merasa kesepian, ragu terhadap kemampuan, kebingungan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan, takut gagal serta membandingkan diri dengan orang lain.
“QLC wajar dan normal sekali dialami oleh individu. QLC pun sebenarnya juga bermanfaat karena dapat menjadi sebuah tahapan di mana individu bisa mengenal dirinya sendiri, melakukan eksplorasi terhadap apa yang dia inginkan, melakukan refleksi dan evaluasi diri, serta mencoba hal-hal baru,” katanya.
Cara Menghadapi QLC
Nah, Psikolog Ellyana juga menjabarkan ada beberapa cara agar kamu bisa melalui fase QLC secara baik. Sebab, ketika kamu memasuki fase QLC ini, kamu harus menghadapi dan menyelesaikannya. Bukan malah menghindar atau melakukan pelarian kepada hal-hal yang baruk. Berikut, tips yang bisa kamu lakukan saat hadapi fase QLC:
1. Be present
Hadir secara utuh dan penuh di saat ini. Terkadang, kita berusaha untuk memprediksikan masa depan seperti apa. Banyak sekali pernyataan, “Jangan-jangan…..”.
Tapi tenang saja. Hal itu belum tentu terjadi. Jadi, alih-alih fokus ke masa depan yang tidak bisa kita kendalikan, fokuslah pada saat ini, dan apa yang bisa kita usahakan di masa sekarang.
2. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Jika memang kalian ingin membandingkan diri, bandingkan diri kamu yang saat ini, dengan diri kamu yang dulu. Dan kamu akan sadar betapa kamu telah bertumbuh dan berproses sejauh ini.
Baca Juga: Sudahkah Kamu Berterima Kasih ke Diri Sendiri Hari Ini? | Asumsi
3. Berikan waktu kepada diri sendiri
Kasih waktu kepada diri sendiri ini diperlukan, untuk menyadari sebenarnya apa yang kita benar-benar inginkan, dan butuhkan dalam hidup.
4. Melakukan eksplorasi
Jangan pernah sungkan apalagi malas untuk mengeksplorasi kemampuan diri dan pengetahuan. Hal ini dapat membuat hidup kamu jadi lebih berkembang dan siap menghadapi berbagai kehidupan.
5. Jangan takut untuk mencoba
Gagal itu tidak apa-apa. Berbuat kesalahan itu wajar saja. Jadi, tidak apa-apa, ya. Ketika kalian gagal, setidaknya, kalian mendapatkan pelajaran berharga yang bisa menjadi sumber daya kalian, ketika mau mencoba kembali.
6. Apresiasi Diri
Tahap terakhir yang perlu kamu lakukan yakni dengan selalu memberikan apresiasi diri atas apa yang telah kamu lalui. Sebab, kamu sudah bertahan dan berjuang sekeras itu, hingga ada di tahap ini.