Nama Rosaline Irene Rumaseuw tengah menjadi sorotan publik belakangan ini menyusul meminta pemerintah membuat rumah sakit khusus untuk pejabat negara yang positif COVID-19. Saking ramainya, Rosaline mendapat teguran dari DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Juru Bicara DPP PAN Viva Yoga Mauladi menjelaskan ia telah memberikan teguran
kepada Dokter Rosaline Irene Rumaseuw atas pernyataannya yang bersifat pribadi
di acara webinar tentang perlunya rumah sakit khusus pejabat . Pernyataan
tersebut adalah tidak tepat dan terkesan diucapkan karena perasaan sedih dan
emosional.
“PAN mengucapkan permintaan maaf atas pernyataan Dokter
Rosaline karena hal itu bukan dan tidak mewakili sikap partai,” ujar dalam keterangan persnya, Kamis (8/7/2021).
Yoga mengatakan, alasan sikap yang tidak tepat karena
seharusnya sesuai Pasal 28H UUD 1945 setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Tanpa diskriminasi dan sekat stratifikasi sosial, apakah pejabat
atau masyarakat, kaya atau miskin. Jadi implementasi public services harus adil
dan setara.
“Di samping itu Dokter Rosaline masih merasa sedih
karena ada John Mirin, anggota Fraksi PAN DPR RI, Daerah Pemilihan Papua, dan
beberapa kawannya di partai politik lain meninggal karena tidak tertangani
lebih cepat di rumah sakit yang memang kondisinya sudah full capacity saat
itu,” ujarnya.
Banyak yang belum familiar dengan sosok politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Berikut profil politikus asal Indonesia Timur yang juga diketahui berprofesi sebagai dokter.
Mulai Karier Politik di PKPI
Wanita kelahiran 23 Januari 1971 ini banyak menghabiskan masa kecil hingga remaja di Biak. Medcomm merangkum, ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD YPK Waupaor Biak pada 1983 dan menyelesaikan studi di SMP YPK Ridgde I Biak pada 1986.
Ia melanjutkan pendidikan di ibu kota dengan bersekolah di SMA 54 Jakarta dan tamat di tahun 1989. Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah menjadi pelabuhan pendidikan selanjutnya dengan mengambil jurusan kedokteran dan tamat pada 1996.
Baca Juga : Rumah Sakit Banjir Pasien COVID-19, DPR Malah Minta Jalur Khusus
Gelar dokter pun diraihnya namun ia tak berhenti menuntut ilmu. Ia melanjutkan studi Strata 2 di Universitas Gadjah Mada, dengan mengambil kesehatan masyarakat dan menyelesaikan studinya pada taun 2006.
Sebelum fokus terjun ke politik, di tahun 1998 hingga 2001, Rosaline pernah bekerja sebagai dokter di RS International AEA. Di tahun 2002 hingga 2010, ia pernah menjadi Health Center Coordinator, Public Health and Malaria Control.
Rosaline juga dikenal aktif di sejumlah organisasi pada 2008-2012, ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Mimika, Papua.
Seni juga menjadi salah satu hal yang diminatinya. Rosaline pernah memimpin sanggar seni dan tari Sampri Enterprise Mimika dari 2007 dan aktif berkegiatan di organisasi tersebut.
Posisi Ketua Pelaksana Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) tingkat provinsi pada 2009 juga pernah diembannya karena ketertarikannya pada seni dan bidang kecantikan.
Aktif Dampingi Anak Korban Bencana Alam
Mengutip Tribun News, di bidang penanganan bencana ia sering terjun sebagai dokter darurat bencana sekaligus aktivis sosial kemanusiaan. Salah satunya, bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 2018.
Kala itu, ia menunjukkan kepeduliannya kepada para korban bencana, khususnya anak-anak dalam pendampingann trauma healing yang maksimal. “Berbagai bencana itu menyebabkan trauma mendalam, seolah-olah kematian semakin mendekat. Sisi psikologis ini penting untuk menyembuhkan trauma,” katanya seperti dikutip sumber yang sama.
Baca Juga : Harga Obat COVID-19 Melonjak, saat Kasus Penularan Terus Pecahkan Rekor Tertinggi
Karier politiknya dimulai saat ia masuk sebagai kader Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua periode 2014-2019.
Gagal dalam kontestasi caleg tak membuatnya patah arang. Ia lalu masuk jadi kader PAN dan kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI Dapil pada Pemilu 2019. Namun, masih belum beruntung.
Namun ia tetap optimistis berkarier di jalur politik. Kini ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PAN pada Susunan Kepengurusan DPP PAN periode 2020-2025.