Once upon a time in Depok…. Laksana negeri dongeng, kota ini memang tak pernah habis menyuguhkan cerita unik dan menggelitik kepada publik. Usai kabar kemunculan babi ngepet yang bikin heboh beberapa waktu lalu, kini Depok punya cerita baru. Ada Kekaisaran Sunda Nusantara di sana.
Klaim Bukan Organisasi
Kekaisaran Sunda Nusantara ramai jadi perbincangan, usai polisi menilang sebuah mobil Mitsubishi Pajero berplat aneh warna biru dengan nomor SN-45-RSD ditilang di ruas Jalan Tol Cawang, pada Rabu (5/5/21) lalu.
Pengemudinya, Rusdi Karepesina (55) ternyata tidak punya surat-surat keterangan yang sah. Polisi malah menemukan dokumen surat kendaraan yang dibuat sendiri yang tidak berlaku secara nasional.
Ia memiliki “surat kelayakan mengemudi” (SKM) yang diterbitkan Negara Kekaisaran Sunda Nusantara untuk berkendara. SKM yang dimimikinya, tertulis memiliki masa berlaku seumur hidup dan berlaku secara internasional.
Nomor plat asli dari mobil yang dikemudikan Rusdi pun diketahui, yaitu B-8462-BP. Tribun News melaporkan kendaraan tersebut dulunya milik seseorang berinisial S, sebelum dibeli oleh Rusdi.
Usai ditilang, Rusdi dan rekannya, Alex Ahmad Hadi Ngala, sempat diperiksa polisi untuk dimintai keterangan soal identitas pribadi mereka.
Mengutip Detik.com, kepada polisi Rusdi memperkenalkan dirinya sebagai Jenderal Pertama TKSN/ Imperial Army of Sunda Archipelago. Sementara, Alex mengaku sebagai Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara.
Nah, belakangan diketahui markas dari Kekaisaran Sunda Nusantara ini berlokasi di Depok, Jawa Barat. Hal ini, diketahui lewat penuturan Rusdi kepada media, usai dipulangkan dari Polda Metro Jaya dua hari lalu.
“Kantornya di Tangerang, tapi sudah ditarik di rumah pimpinan kita di Depok, Jalan Ciliwung,” katanya seperti dikutip dari SINDOnews.
Ia menambahkan, Kekaisaran Sunda Nusantara bukanlah organisasi, melainkan serupa dengan negara yang diklaimnya telah memiliki ribuan orang pengikut.
“Itu bukan organisasi, melainkan kekaisaran. Iya, benar (dalam arti negara). Kehadiran Sunda Nusantara ini untuk mensejahterakan umat sedunia. Itu sistemnya,” jelas Rusdi.
Markas Numpang Rumah Mertua
Pimpinan yang dimaksud Rusdi, rupanya Alex selaku Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara. Rumah yang ditinggali Alex, terletak di Jalan Ciliwung, Kemiri Muka, Beji, Kota Depok ini, dijadikannya sebagai markas.
Namun, berdasarkan penuturan adik ipar Alex, Jayadi rumah yang disebut sebagai markas kekaisaraan ini, merupakan kediaman milik mertuanya. Bukan rumah pribadi Alex.
“Ini saja numpang sama mertua dari pertama kawin sampai sekarang. Rumah orang tua saya. Kakak ipar. Istrinya kakak saya, bu Muniroh,” jelasnya, seperti dikutip dari Tribun News.
Ia menambahkan, orang-orang yang selama ini menjadi pengikut Alex berasal dari luar kota Depok. Soalnya, orang-orang yang tinggal di sekitar rumah sudah tahu bahwa selama ini, Alex cuma mengada-ada soal kerajaan tersebut.
“Orang luar semua. Sini gak ada, enggak ada yang percaya kalau orang sini, ya kerjanya tiap hari di rumah kaya gitu. Kita mah pada ketawain saja, dibilang pengkhayal gitu saja,” imbuhnya.
Alex Ngaku Sudah Bukan Pimpinan Kekaisaran Sunda Nusantara
Terkini, saat disambamangi aparat kepolisian di rumah tempatnya tinggal tersebut, Alex mengaku saat ini sudah tak lagi menjabat sebagai Panglima Kekaisaran Sunda Nusantara. sejak 5 Mei lalu.
Ia mengatakan, Kekaisaran Sunda Nusantara, sudah ada sejak tahun 2013. “Saya mundur dari kepengurusan Sunda Nusantara,. Jangan diperpanjang lagi saya sudah mundur per tanggal 5 kemarin,” ujarnya seperti dilaporkan Tribun News.
Alih-alih ribuan orang, Alex mengaku saat ini tinggal ada empat orang yang tergabung dalam Kekaisaran Sunda Nusantara, yaitu Rusdi dan dua orang lainnya yang bernama Rudi dan Sarjito. Pengunduran diri dari pucuk pimpinan, kata dia, sudah disampaikan kepada ketiga orang tadi.
Dirinya juga mengamini pernyataan adik iparnya kalau markasnya, sekaligus tempatnya tinggal adalah rumah mertua. “Saya sudah bilang sama anak-anak saya mundur dari Kekaisaran. Saya enggak punya apa-apa,” ungkapnya.
Menyikapi hal ini, psikolog dari Tibis Sinergi, Tika Bisono menilai Alex memiliki gejala waham, yakni keyakinan ngawur yang dikategorikan sebagai gangguan psikotik, yaitu adanya kesulitan untuk mengenali dan membedakan kenyataan dan khayalan.
“Sama seperti Rangga Sunda Empire itu, ini dia punya waham. Dia hidup dalam dunianya sendiri,” kata Tika kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Jumat (7/5/21).
Waham erotomania, kata dia, kemungkinan adalah jenis waham yang dialami oleh psikis Alex yang kemudian dijadikan pembenaran oleh para pengikutnya.
“Penderita waham merasa jika ada orang lain yang mencintai dirinya. Biasanya, merasa menjadi orang dengan status lebih tinggi. Cuma dia kan, akhirnya ngaku mundur gini artinya belum parah banget wahamnya. Dia masih bisa balik lagi ke realita yang sebenarnya. Jadi, belum parah banget lah, wahamnya,” terangnya.
Jangan Dikasih Panggung
Kenapa orang bisa mengalami waham? Tika bilang, waham lebih mudah dialami bagi mereka yang merasa hidupnya terkurung, iri, sinis, dan tidak percaya diri.
“Selain itu juga dialami orang yang bawaannya selalu curiga, dan merasa harga dirinya rendah adalah faktor yang membuat seseorang rentan waham,” tandasnya.
Sementara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo menyebut sikap yang ditunjukkan Alex ini hanya sekadar untuk mencari sensasi.
Ia tak melihat adanya indikasi keinginan melakukan pemberontakan terhadap ideologi bangsa, cuma karena memiliki ide membuat negara fiktif.
“Ini sih, mencari beken saja. Mencoba untuk mencari jalan pintas dengan menjual sesuatu yang sifatnya kolosal atau mitos. Memang ini paling mudah buat menarik minat banyak orang, marketnya banyak,” jelas Benny saat dihubungi terpisah.
Menurutnya, orang semacam ini jangan terus menerus diberikan panggung. Pasalnya, mereka memang sengaja bikin heboh untuk mencari perhatian. “Orang seperti ini kan, mensiasati kesulitan hidup, enggak mau kerja keras tapi mau hidup sukse. Ya, jalan pintasnya itu. Kalau dikasih panggung senang mereka,” tandasnya.