Isu Terkini

Viral Suami Foto Istri Dibungkus Kain, Fetish Atau Lagi Caper ke Netizen?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Facebook ICWS_Info Wilayah Sragen

Unggahan suami yang membungkus istrinya viral di media sosial baru-baru ini. Warganet mempertanyakan kenapa sang istri mau tubuhnya dibungkus kain kemudian dipotret untuk disebarkan di media sosial?

Diduga Prank Buat Netizen

Hal ini sontak meresahkan warganet. Diduga perilaku sepasang suami dan istri ini menunjukkan gangguan psikologis. Benarkah demikian? Akun Facebook bernama Herman Zent yang diketahui merupakan sosok yang mengunggah foto-foto wanita yang dibungkus kain. Ia menyebut sosok yang ada di balik balutan kain ini adalah istrinya. 

Dalam sejumlah foto yang sudah tersebar, tampak sosok yang dibungkus kain ketat itu berpose seperti model. Pernak-pernik pun dipasang pada sosok wanita yang dibungkus ini, seperti dipasangkan blazer dan pakaian lain. Bahkan dalam beberapa foto yang diambil oleh Herman, wanita yang dibungkus itu dipotret dalam kondisi mengandung.

“Bungkus-bungkus istri, yang dibungkus istri sendiri jadi gak ada yang dirugikan #camkanitu,” tulis keterangan unggahannya.

Foto-foto tersebut diketahui merupakan unggahan lama akun Facebook Herman. Ia mengunggahnya sejak tanggal 17, 19, dan 20 November 2020 di dalam album foto bernama “Bungkus Putih”. 

Usai ramai menjadi perbincangan warganet karena dianggap menunjukkan perilaku fetish di dunia maya, saat ini akun milik Herman Zent sudah menghilang dari Facebook. 

Baca Juga : Pemerintah akan Melarang Praktik BDSM. Iya, Serius

Psikolog dari Tibis Sinergi Tika Bisono mengatakan tidak bisa semudah itu lewat unggahan ini, kita bisa langung menghakimi si suami menunjukkan perilaku fetish dan istrinya senang jadi pelampiasannya. 

“Kita enggak bisa langsung judge kalau dia itu punya perilaku gangguan yang menyimpang, fetish. Saya yakin, perbuatan mereka ini bentuk keisengan mau prank netizen, supaya orang mengira yang tidak-tidak’,” jelasnya kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Jumat (18/6/21).

Memangnya Fetish Itu Apa Sih?

Tika menambahkan, perilaku yang ditunjukkan Herman dan istrinya memang nyeleneh apalagi sampai mengunggah foto-fotonya di media sosial. Namun, untuk memvonis seseorang mengalami ganguan psikologis, seperti fetish tak bisa cuma berdasarkan unggahan atau perilaku yang sekilas ditunjukkannya. 

“Keisengan model begini enggak bisa dibilang langsung secara psikologis terganggu. Buat saya, mereka mau lucu-lucuan buat cari perhatian warganet saja,” tuturnya.

Terlepas dari pasangan ini caper atau punya kelainan khusus, ia tidak menutup kemungkinan soal gangguan psikologis dialami Herman atau bahkan keduanya.

“Kalau perilakunya semakin aneh, exposure-nya, perilakunya berulang memamerkan hal serupa di medsos, atau sampai membawa alat yang membayakan di mata banyak orang, sementara buat mereka enggak berbahaya barulah bisa diduga ada gangguan karena ada unsur bahayanya,” terangnya.

Psikolog dari Personal Growth Stefany Valentia menjelaskan fetish merupakan kondisi seseorang terangsang secara seksual oleh benda mati. “Misalnya terangsang dengan sepatu, pakaian dalam atau area tubuh non-genital kayak kaki dan rambut,” ucapnya melalui pesan singkat.

Baca Juga : Keperawanan Tidak Menentukan Harga Diri Seseorang

Hingga kini, kata dia belum ada penyebab pasti dari munculnya perilaku fetish. Namun menurutnya ada beberapa hal yang mungkin mendorong berkembangnya perilaku fetish.

“Bisa disebabkan pengalaman di masa kanak-kanak ataupun remaja, dimana seseorang mengasosiasikan benda tertentu dengan kepuasan seksual,” ujarnya.

Fetish Bisa Mengarah Perbuatan Kriminal

Stefany mengamini pernyataan Tika bahwa kita tidak bisa asal menuding perilaku yang dilakukan Herman menunjukkan dirinya mengalami fetish. Ia menjelaskan untuk mengetahui kondisi psikologis seseorang terganggu atau tidak, perlu dilakukan observasi secara mendalam.

“Kita perlu mengobservasi sampai diketahui benar enggak dia fetish. Ada pula beberapa asumsi yang menyatakan bahwa fetish terkondisikan karena adanya pengalaman traumatik di masa lalu,” tuturnya.

Menurutnya, perilaku fetish memang meresahkan bahkan bisa mengarah ke perbuatan kriminal, jika perilaku tersebut merugikan orang lain atau masyarakat umum. 

“Seperti misalnya, memaksa orang lain untuk mengirimkan foto bagian tubuh tertentu untuk digunakan masturbasi. Intinya, jika ada pemaksaan terhadap orang lain untuk memenuhi fetish yang dimiliki, maka bisa saja mengarah pada perbuatan kriminal,” tandasnya.

Share: Viral Suami Foto Istri Dibungkus Kain, Fetish Atau Lagi Caper ke Netizen?