Malaysia menolak umat Kristen menggunakan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan. Kata tersebut sejak lama memecah belah multi-etnis Malaysia. Umat Kristen mengeluh larangan itu akibat tumbuhnya pengaruh Islam konservatif.
Dalam jurnal PENGGUNAAN KATA ALLAH DALAM ALKITAB TERJEMAHAN BARU INDONESIA yang ditulis Made Nopen Supriadi menemukan perdebatan ‟kata‟ itu sudah dimulai sejak tahun 1980-an dan kembali muncul menjadi isu yang semakin panas mulai tahun 2007 sampai saat ini, baik di Indonesia maupun di Malaysia dan Brunei.
Berikut alasannya:
Dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang digunakan secara luas di tanah air,baik oleh umat Katolik maupun Protestan, kata “Allah” merupakan padanan ‟ELOHIM,‟ELOAH dan ‟EL dalam Alkitab Ibrani. Hal tersebut dituliskan dalam Alkitab, yaitu dalamKitab Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah (‟ELOHIM) menciptakan langit dan bumi”.Ulangan 32:17 “Mereka mempersembahkan kurban kepada roh-roh jahat yang bukanAllah (‟ELOAH). Mazmur 22:2 “Allahku (‟EL), Allahku, mengapa Engkau meninggalkanaku?”. Jadi dari segi bahasa, tidak dapat dipungkiri, kata ‟ELOHIM, ‟ELOAH dan ‟ELberkaitan dengan akar kata ‟L, dewa yang disembah dalam dunia Semit kuno. EL, ILUatau ILAH adalah bentuk-bentuk serumpun yang umum digunakan untuk dewa tertinggi.Umat Israel kuno ternyata memakai istilah yang digunakan oleh bangsa-bangsa sekitarnya.
Umat Israel kuno memahami kata-kata itu secara baru. Yang mereka sembah adalah satu-satunya Pencipta langit dan bumi. Proses seperti inilah yang masih terus bergulir ketika firman Tuhan mencapai berbagai bangsa dan budaya di seluruh dunia.Beberapa inskripsi yang ditemukan pada abad keenam menunjukkan bahwa kata “Allah” telah digunakan umat Kristiani Ortodoks sebelum lahirnya Islam. Hingga kini, umat Kristiani di Mesir, Irak, Aljazair, Yordania dan Libanon tetap memakai “Allah” dalam Alkitab mereka.
Makna Kata Allah dalam Alkitab
Menurut jurnal NAMA ILAHI DALAM ALKITAB:DISKUSI MENGENAI ALLAH, ‘ELÔHÎM, THÉOS,TUHAN, YHWH, Tuhan, ‘ADÔNAÎ, KÚRIOS* yang dituliskan Andreas Hauw, mengulas mengenai makna Allah dalam AlKitab.Telah disebutkan bahwa dalam PL-TB kata Allah diterjemahkan darikata ‘ēl, ‘elôhîm dan ‘elôah. Ketiga istilah ini dipakai secara bergantian(Mzm. 29:1, 89:6/7), baik untuk menyebut Allah Israel, yaitu pencipta alam semesta, maupun menyebut ilah-ilah bangsa non-Israel.
Selanjutnya, kitahanya akan memperhatikan pemakaian kata ‘elôhîm.Secara etimologi, kata ‘elôhîm memiliki akar kata yang sama dengan kata ‘elah(ah) dalam bahasa Arab,3 dan juga ‘illah atau al ilah dalam bahasa Arab.Pada sisi lain, ‘elôhîm adalah bentuk jamak dari kata ‘ēlyang berasal dari kata ‘wl yang artinya “terutama” atau “awal.” Kejamakankata ‘elôhîm tidak menunjukkan kepelbagaian tetapi menunjukkan kemahaagungan (Yang Maha Agung), kebesaran (Yang Mahabesar) atauulang tahun LAI ke-50 tahun 2004, “Terjemahan Alkitab dalam Konteks Lintas Bahasadan Budaya: Menerjemahkan Nama Allah” dan P. G. Katoppo dalam artikel yang tidak diterbitkan, “Latar Belakang Historis Penerjemahan Alkitab, Khususnya Penerjemahan YHWH dan Elohim” untuk seminar Perwakilan Gereja-gereja & Perkumpulan Kristen Bandung, 5 Juni 2001.)
Dari sebutan ’ēl, kita mendapatkan rumusan yang cukup jelas dipakai sebagai nama yaitu ’ēl-‘elyôn (Kej. 14:22, “Allah Yang Mahatinggi”; LXX: hothéos ho hupsistos, “Pencipta langit dan bumi” bdk. ay. 18; Mzm. 47:3) dan ’ēl šadday(Kel. 6:3 “Allah Yang Mahakuasa”). Sama seperti ’ēl, kata ‘adônaî (Tuhan) adalahsebutan untuk Allah (Yes. 3:15; 10:24).
Sejarah Panjang Panjang Penggunaan Kata Allah di Alkitab
Di negara-negara berbahasa Arab penggunaan nama Allah selama 15 abad untukmenyebut Tuhan Semitik secara bersama tidak pernah menjadi masalah, dan selama empatabad penggunaan bersama nama itu di Indonesia juga tidak menimbulkan masalah.Adanya fanatisme penggunaan nama Allah di kalangan Islam tertentu dan fanatisme namaYahweh (yang anti Allah) di kalangan Kristen-Yudaik baru terjadi belakangan ini yangisu-nya justru dikobarkan oleh para pemuja nama Yahweh.
Orang Arab beragama Yahudi dan Kristen sudah lebih dari 20 abad menyebut El sebagai Allah dalam dialek mereka, selama 4 abad umat Kristen di Indonesia sudahmenggunakan nama Allah pula, penerjemahan nama El dan Yahweh sudah terjadi sejakzaman Ezra. Tanakh diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (Septuaginta) dan PerjanjianBaru ditulis dalam bahasa Yunani (Koine), maka adalah sifat bidat (yang sempit) kalauberanggapan bahwa jutaan orang Arab Kristen selama dua milenium dan puluhan jutaumat Kristen Indonesia selama empat abad tidak selamat karena mereka menyebut namaAllah.
DalamAlkitab Kisah Para Rasul 2:8-11 menunjukkan Roh Kudus menghendaki Injil yangdiberitakan oleh Petrus di dengar oleh banyak orang dari berbagai suku bangsa, danmereka memahami dalam bahasa mereka masing-masing, dalam ayat tersebut jelas bahwaada juga orang Arab yang mendengar Injil yang diberitakan Petrus dan pastilah merekajadi memahami siapa Allah yang dimaksud oleh Petrus, yaitu Yesus Kristus.
Hal tersebutditegaskan oleh Spencer Trimingham dalam bukunya Christianity Among the Arabs in thePre-Islamic Tunes (1997:74) membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengandiselenggarakannya konsili Efesus (tahun 431), wilayah suku Arab telah mempunyaiuskup Kristen bernama Abdelos, yang merupakan pe-Yunanian dari nama Arab“Abdullah” yang artinya “hamba Allah”. Jadi tidak ada permasalahan teologis dan historis dalam penggunaan nama Allah di dalam Alkitab.