Indonesia patut berbangga. Salah satu produksi dalam negeri, yaitu Pesawat terbang CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia, laris diperebutkan oleh banyak negara. Tak hanya negara tetangga di wilayah Asia, pesawat ini juga laris hingga ke kawasan Afrika.
Pesawat CN235 adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner) angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini merupakan hasil kerja sama antara PT. Dirgantara Indonesia dengan CASA (Airbus Defense & Space) dari Spanyol. Berbagai varian Pesawat CN235 sudah diproduksi dan penggunaannya disesuaikan dengan beragam situasi.
Saat ini, pesawat yang diberi nama sandi Tetuko ini menjadi pesawat yang pemasarannya paling sukses di kelasnya. Dilansir dari CNBC Indonesia (10/06/21), beberapa negara yang telah memiliki pesawat multiguna ini diantaranya yaitu Brunei yang memiliki 1 unit, Tentera Udara Diraja Malaysia yang memiliki 8 unit, Angkatan Udara Korea Selatan memiliki 8 unit serta 4 unit untuk Polisi Korea Selatan, Pakistan memiliki 4 unit, Uni Emirate Arab memiliki 7 unit, dan Burkina Faso memiliki 1 unit.
Baca Juga : Kondisinya Memburuk, Ini Sejarah Maskapai Garuda Indonesia
Yang paling terbaru, Pesawat CN235-220 MPA tiba di Senegal pada 30 Maret 2021. Pesawat ini merupakan pesawat ketiga yang dipesan oleh negara di Afrika Barat tersebut. Sebelumnya. Senegal telah membeli pesawat CN235 pada tahun 2011 atau 2014.
Pada saat penyerahan pesawat, Dubes RI untuk Senegal, Didin Wahyudin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Angkatan Udara Senegal untuk menggunakan pesawat produksi Indonesia. Hal ini merupakan simbol bagi peningkatan kerja sama di antara kedua negara, khususnya di sektor industri strategis dan militer.
“Kerja sama ini merupakan bukti penting dari hubungan Indonesia dan Senegal yang kuat, seperti yang telah dibangun sejak Konferensi Asia-Afrika pada 65 tahun yang lalu,” ujar Dindin dilansir dari situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Keunggulan Pesawat CN235
Hingga saat ini, lebih dari 300 Pesawat CN235 telah diproduksi dalam banyak versi dengan dua mesin General Electric CT7-9C terbaru. Larisnya pesawat Pesawat CN235 tentu bukan tanpa alasan.
Menurut situs resmi PT Dirgantara Indonesia, Pesawat CN235 memiliki banyak keunggulan.
Pada tipe Pesawat CN235-220 Civil, pesawat ini dapat mengangkut beban hingga 4.700 Kg ataupun dengan jumlah penumpang sebanyak 36 orang. Hal tersebut menjadikan pesawat ini cocok sebagai solusi untuk berbagai kebutuhan dari operator sipil maupun pemerintah di segmen kelas pesawat ringan-sedang.
Tipe Pesawat CN235-220 Military Transport memiliki keunggulan untuk menghadapi berbagai lingkungan yang menantang. Pesawat ini terus mengalami peningkatan dalam desain, aplikasi teknologi serta metode manufaktur untuk memenuhi standar dengan kualitas tertinggi.
Baca Juga : Dihantam Pandemi COVID-19, Thai Airways Bangkrut
Ada juga tipe Pesawat CN235-220 Special Mission yang terdiri dari CN235-220 MSA, CN235-220 MPA, dan CN235-220 ASW. Pesawat ini telah terbukti sangat tangguh untuk melakukan berbagai misi khusus, seperti Search and Rescue (SAR), pengawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencegahan dan pengontrolan pencemaran laut, pengawasan dan keamanan laut, Anti-Surface Warfare (ASuW) dan Anti-Submarine Warfare (ASW).
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia juga menyebutkan keunggulan pesawat ini dalam situs resminya. Pesawat buatan Indonesia, khususnya pesawat CN235-220 MPA dapat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput. Pesawat ini juga mampu terbang selama delapan jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Tak hanya itu, keunggulan lain dari pesawat ini adalah dilengkapi dengan Tactical Console (TACCO), 360-degree Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Pesawat CN235 juga dilengkapi dengan Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari. Hal inilah yang menjadi keunggulan pesawat buatan Indonesia ini dibanding pesawat-pesawat lainnya.