Isu Terkini

Salahkah Ruangguru Punya Holding Company di Luar Negeri?

Permata Adinda — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Ruangguru kembali mengundang perhatian publik karena induk perusahaannya, Ruangguru Pte. Ltd, terletak di Singapura. Dinilai sebagai perusahaan asing oleh para pengkritiknya, Ruangguru disebut-sebut tidak berhak bermitra dengan pemerintah untuk mengelola pelatihan program Kartu Prakerja.

Belakangan, Kompas.com melaporkan terdapat 21 pemegang saham yang tercatat di Ruangguru Pte Ltd, termasuk CEO sekaligus pendiri Ruangguru Belva Devara dan co-founder sekaligus Chief of Product and Partnership Ruangguru, Iman Usman.

Perusahaan seringkali terbagi menjadi holding company (perusahaan induk) dan operating company. Perusahaan induk berfungsi untuk memegang dan mengatur mayoritas saham perusahaan-perusahaan lain, tetapi tidak memproduksi barang atau layanan itu sendiri. Di bawahnya, operating company memproduksi barang atau layanan untuk dijual ke konsumen atau klien.

Di Indonesia, misalnya, perusahaan induk PT Kompas Gramedia memegang mayoritas saham perusahaan-perusahaan lain, seperti perusahaan media PT Kompas Cyber Media, perusahaan penerbitan PT Gramedia Asri Media, dan lain-lain.

Apakah menempatkan holding company di luar negeri patut dipermasalahkan?

“Praktik suatu perusahaan Indonesia untuk punya holding company di luar negeri itu lumrah. Nggak shady, sebab kalau nanti perusahaan yang di sini punya uang, akan ada pemasukan pajak juga. Uang dari holding company pun akan diturunkan ke operating company,” tutur konsultan hukum Naufal Fileindi.

Menurut Naufal, salah satu alasan sebuah startup menempatkan holding company di luar negeri adalah karena birokrasi di dalam negeri yang rumit.

“Kalau mau menyuntikkan modal baru atau issuance of new shares di Indonesia tuh ribet karena mesti ada notarisnya, roots-nya yang begini-begitu segala macam. Intinya, prosesnya cenderung lebih sulit dibandingkan jika investor menginjeksi modal ke holding company-nya.”

Naufal mengatakan kegiatan operasional dari perusahaan yang punya holding company di luar negeri pada praktiknya akan banyak beraktivitas di Indonesia. “Nggak usah Ruangguru, di startup atau perusahaan lain banyak yang memang kegiatan operasionalnya di Indonesia, employees-nya orang Indonesia, dan melayani konsumen di Indonesia. Tinggal dilihat saja sebenarnya pemegang sahamnya siapa. Saya yakin mayoritasnya pasti masih para pendiri. Jadi entitasnya aja yang asing.”

Belva Devara sempat membantah dugaan bahwa mayoritas saham Ruangguru dimiliki oleh investor asing lewat akun Instagram-nya.

“Ruangguru Pte Ltd yang di Singapura punya saya juga. Kami juga punya pegawai di Singapura. Selain di Singapura, kami juga ada ratusan pegawai di Vietnam dan di Thailand,” kata Belva (22/4).

Share: Salahkah Ruangguru Punya Holding Company di Luar Negeri?