Vaksin Covid-19

Mengenal Vaksin Pfizer, Novavax, dan Moderna yang Akan Tiba di Indonesia

Ikhwan Hardiman — Asumsi.co

featured image
asumsi.co

Lonjakan kasus COVID-19 atau virus Corona usai Idulfitri masih terus terjadi. Hari ini, 1 Juli 2021, penambahan kasus positif COVID-19 mencapai 24.836, rekor tertinggi untuk jumlah kasus harian sejak pertama kali diumumkan Maret 2020. Untuk menekan lonjakan tersebut pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi.

Dua skema yang diandalkan untuk mempercepat kekebalan adalah vaksinasi masal yang dilakukan pemerintah dan program vaksinasi mandiri atau gotong royong yang dilaksanakan oleh pengusaha, masing-masing dengan jenis vaksin yang berbeda.

Hingga 1 Juli 2021, vaksinasi dosis pertama telah diberikan kepada 30.184.392 orang, atau 16% dari target populasi, sedangkan yang telah menerima dosis kedua mencapai 13.624.157 atau 7.5%. Sementara target vaksinasi yang dicanangkan pemerintah sebanyak 181,5 juta penduduk untuk mencapai kekebalan masal.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia ada di peringkat 11 dalam skema vaksinasi global. Capaian tersebut sampai saat ini hanya menggunakan tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Sementara, vaksin lain seperti Pfizer, Novavax, CanSino, dan Moderna baru akan sampai ke Indonesia mulai bulan Juli tahun ini.

Dari mana sih asal vaksin ini dan apa bedanya?

Pfizer-BioNTech

Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Jerman BioNTech, bekerja sama dengan Pfizer dari Amerika Serikat ini diberi nama Comirnaty. Di China, BioNTech bekerja sama dengan Fosun Pharma untuk distribusi dan pemasarannya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia akan kedatangan vaksin dari Pfizer untuk vaksinasi program pemerintah pada Juli 2021.

“Pertengahan Juli paling cepat (tiba di Indonesia),” kata Nadia dikutip Kompas.

Nadia mengatakan, jumlah dosis vaksin Pfizer yang akan didatangkan ke Indonesia dijadwalkan sebanyak 5-10 juta dosis vaksin.

Baca Juga: Ogah Divaksin Karena Takut Disuntik, Bagaimana Menyikapinya?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), uji klinis pada usia 16 tahun ke atas menunjukan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech 95 persen efektif mencegah COVID-19. Mengutip Detik, berdasarkan uji klinis lainnya, vaksin Pfizer disebut efektif memicu respons imun pada usia 12-15 tahun, dengan tingkat kekuatan respons imun setara pada usia 16-25 tahun.

Riset oleh Public Health England (PHE) juga menunjukan, dua dosis vaksin Pfizer 96 persen efektif mencegah risiko rawat inap pada pasien COVID-19 akibat varian Delta. Mengingat, varian ini disebut menular lebih cepat dan sempat dikhawatirkan mampu ‘kabur’ dari vaksin.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan Pfizer dalam program vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-15 tahun. Hal ini juga sempat disebut oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan sebelumnya.

“Ada dua vaksin yang sudah bisa di bawah 18 (tahun) yang sudah dapat emergency use authorization-nya. Satu, Sinovac yang kita pakai, satu lagi Pfizer yang akan datang di sekitar bulan Agustus. Tapi itu nanti Bapak Presiden yang akan menyampaikan,” kata Menkes saat ditemui di Cibubur, Senin (28/6/2021).

Novavax

Seperti namanya, vaksin Covid-19 Novavax diproduksi oleh perusahaan bioteknologi bernama Novavax. Dikutip Kompas, perusahaan yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat ini bergerak di bidang peningkatan kesehatan global melalui penelitian, pengembangan, dan pemasaran vaksin-vaksin baru untuk mencegah terjadinya penyakit akibat infeksi serius.

Selain vaksin untuk Covid-19, Novavax yang sudah berkecimpung di bidang ini selama lebih dari satu dekade, telah membuat sejumlah vaksin untuk virus-virus yang membawa penyakit mematikan, di antaranya adalah Ebola, MERS, dan SARS.

Baca Juga: Peneliti Australia Bakal Uji Coba Vaksin Semprot, Lebih Bagus Mana Sama yang Suntik?

Kandidat-kandidat vaksin yang mereka kembangkan merupakan hasil rekayasa genetik menggunakan struktur nano tiga dimensi dari protein rekombinan yang penting untuk patogenesis penyakit. Perusahaan ini juga mengembangkan bahan pembantu berbasis saponin yang merangsang kekebalan tubuh. Bahan tersebut disebut Matrix-M dan telah terbukti meningkatkan respons antibodi dalam beberapa uji klinis.

CanSino

Vaksin CanSino adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi CanSino Biologics yang berasal dari China. Vaksin China ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan vaksinasi gotong royong dan pemerintah telah menyiapkan sebanyak lima juta dosis vaksin CanSino.

Vaksin Covid CanSino menjadi yang pertama kali diberikan hak paten oleh pemerintah China, yakni pada 11 Agustus 2020. Menurut BioFarma, produsen vaksin CanSino berkomitmen mengirimkan tiga juta dosis vaksin virus corona ini, antara bulan Juli hingga September 2021.

Moderna

Seperti vaksin Pfizer, vaksin Moderna adalah vaksin yang dibuat dengan teknologi mRNA. Vaksin Moderna atau mRNA-1273 dikembangkan sejak Januari 2020 oleh Moderna dan National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) di Amerika.

Vaksin ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, melainkan menggunakan mRNA (messenger ribonucleic acid), komponen materi genetik yang memuat instruksi agar tubuh manusia memproduksi spike protein untuk diperkenalkan kepada sistem imun.

Spike protein, yang merupakan bagian dari permukaan virus Corona, akan memicu sistem imun untuk menghasilkan antibodi yang bisa melindungi tubuh saat terinfeksi virus Corona.

Vaksin Moderna telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk mencegah infeksi COVID-19 pada orang dewasa usia di atas 18 tahun. Dari uji klinis yang sudah dilakukan, vaksin ini menunjukkan nilai efikasi, yaitu efek perlindungan terhadap COVID-19, sebesar 94,1%.

Share: Mengenal Vaksin Pfizer, Novavax, dan Moderna yang Akan Tiba di Indonesia