Komando Pasukan Khusus (Kopassus) genap berusia 67 tahun pada 16 April 2019 lalu. Namun, lantaran berdekatan dengan hari pelaksanaan Pemilu 2019, pelaksanaan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kopassus pun diundur menjadi hari ini, Rabu, 24 April 2019. Momen itu juga jadi ajang unjuk kekuatan fisik dari para prajurit Kopassus.
Sejumlah purnawirawan jenderal hingga jenderal aktif terlihat hadir pada HUT Kopassus tersebut. Barisan purnawirawan jenderal yang hadir di antaranya mantan Komandan Jenderal yang juga calon presiden nomor urut 02 Letnan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto, mantan Panglima TNI sekaligus anggota kehormatan Kopassus Jenderal Purn Gatot Nurmantyo, dan mantan Kepala BIN yang juga ‘alumni’ Kopassus AM Hendropriyono.
Lalu, hadir juga mantan KSAD Jenderal Purn Mulyono, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji. Sedangkan barisan para jenderal aktif yang hadir adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang menjadi inspektur upacara.
Upacara peringatan hari jadi pasukan elite milik TNI Angkatan Darat itu dimulai dengan penayangan video tentang Kopassus dilanjutkan video ucapan selamat ulang tahun dari Presiden RI Joko Widodo yang tidak hadir.
“Pasukan khusus TNI, yangg memiliki profesionalisme dan integritas tinggi dan selalu siap tunaikan pengabdian kepada rakyat negara dan bangsa. Dirgahayu Kopassus semoga Tuhan YME selalu memberi perlindungan di mana pun saudara bertugas,” kata Jokowi melalui tayangan video tersebut.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin upacara peringatan HUT Kopassus ke-67 yang berlangsung di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Panglima lulusan Akademi Angkatan Udara 1986 tersebut menyampaikan pesannya untuk prajurit Kopassus yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara.
“Kebanggaan ini tentunya bukan tanpa alasan. Di sinilah tempatnya prajurit-prajurit pilihan. Prajurit yang ditempa dengan berbagai latihan, tantangan, dan medan pertempuran,” kata Hadi dalam sambutannya di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu, 24 April 2019.
“Saya bangga kalian senantiasa menepati Janji Prajurit Komando. Kesetiaan kepada Sapta Marga, keteguhan memegang sumpah prajurit, serta kehormatan dan jiwa kesatuan para komando telah membawa berbagai keberhasilan.”
“Berani, benar dan berhasil, itulah moto prajurit komando yang telah kalian pilih untuk selalu diingat dan ditepati. Prajurit Kopassus, pasukan baret merah yang saya banggakan, ingatlah kalian adalah legenda, tanpa perlu mencari nama, kalian sudah terkenal seantero penjuru dunia. Kalian bagaikan hantu-hantu bagi musuh negara.”
“Ingat pula bahwa kekuatan TNI ada pada rakyat, dan TNI-lah yang menjadi pelindung dan pembela rakyat. Karena itu, tetaplah rendah hati dan berjiwa besar, dekat dan menyatu dengan rakyat,” ucap Hadi.
Pada kesempatan itu, prajurit Kopassus juga memamerkan aksi yang menampilkan kekuatan fisik. Atraksi sendiri dimulai dengan menampilkan kepiawaian prajurit korps baret merah saat melakukan parkour, aksi melompati halang rintang dengan efisien, lincah, dan secepat mungkin.
Kemudian, atraksi lainnya yang juga ditunjukkan para prajurit Kopassus adalah aksi pull up, push up, sit up, hingga hand stand dengan berbagai variasi gerakan. Lalu ada juga aksi seorang prajurit yang menarik sebuah mobil yang ditumpangi satu orang. Mobil tersebut ditarik dengan menggunakan tali yang dikalungkan di pundak prajurit tersebut.
Perlu diketahui bahwa aksi-aksi ekstrem yang ditampilkan para prajurit Kopassus itu sangat mengandalkan keunggulan kekuatan fisik dari para prajurit. Misalnya saja dari kekuatan otot perut, tangan, kaki, dan lain sebagainya. Selain itu, ratusan prajurit Kopassus juga melakukan aksi bela diri.
Kemampuan Kopassus sebagai pasukan elite TNI memang tidak perlu diragukan lagi. Dalam sejarah perjalanannya, Kopassus telah menjalani berbagai pertempuran, mulai dari menghadapi gerilyawan sampai operasi pembebasan sandera. Berbagai prestasi lainnya juga mampu ditorehkan para prajurit Kopassus.
Kopassus selalu beroperasi dalam satuan kecil dengan mengandalkan serangan cepat dan mematikan setiap kali menjalankan tugasnya. Beberapa tugas yang dilakukan Kopassus seperti tugas penyusupan, pengintaian, penyerbuan, anti terorisme dan berbagai jenis perang non konvensional lain. Maka dari itu, setiap prajurit Kopassus dibekali kemampuan tempur yang tinggi.
Selain harus memiliki kemampuan fisik yang prima, prajurit Kopassus juga harus memiliki tingkat intelektual yang baik. Saat menjalani pendidikan, setiap anggota Kopassus ditempat dengan aturan yang ketat agar para prajurit bisa menghadapi segala rintangan di lapangan.
Salah satu tahapan latihan yang dijalani prajurit Kopassus adalah berenang sejauh 2 kilometer tanpa henti. Selain juga berenang ponco menyeberangi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
Dengan kekuatan dan kemampuan mumpuni, Kopassus pun kerap mengukir prestasi mentereng. Apa saja? Berikut Asumsi.co merangkum sejumlah prestasi dan pencapaian Kopassus.
1. Kopassus dipercaya melatih pasukan elit berbagai negara, salah satunya pasukan militer Kamboja. Dalam sejarahnya, pasukan elit militer Kamboja yang juga disebut Batalyon Para-Komando Kamboja, pernah berlatih ke Indonesia. Pada Maret 1972, sekitar 60 prajurit dikirim ke Indonesia untuk menghadiri kursus Para-Komando di Sekolah Komando Pasukan Khusus Batujajar, dekat Bandung. Setelah berlatih dan kursus selama sembilan bulan yang dilakukan oleh instruktur Kopassus, kontingen kembali ke Phnom Penh pada November 1972.
2. Salah satu prestasi yang berhasil melambungkan Kopassus adalah ketika melakukan operasi pembebasan sandera yang terdiri dari awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways. Peristiwa yang terjadi pada 28 Maret 1981 itu merupakan peristiwa pembajakan oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis “Komando Jihad” yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein.
Saat peristiwa berlangsung, kelima teroris itu menyamar sebagai penumpang. Pesawat yang memiliki rute dalam negeri itu kemudian diterbangkan ke Bangkok, setelah permintaan pembajak dipenuhi. Pembajakan pesawat ini berlangsung selama empat hari.
Puncaknya terjadi pada 31 Maret 1981, di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand. Saat itu, pasukan Grup 1 Para Komando dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Koppasandha, sekarang bernama Kopassus) yang dipimpin Letnan Kolonel Infantri Sintong Panjaitan, melakukan operasi pembebasan.
Empat orang teroris ditembak mati dalam peristiwa pembebasan yang berlangsung selama tiga menit itu. Sedangkan satu orang teroris, Imran bin Muhammad Zein, ditangkap lalu dihukum mati. Pilot pesawat yakni Kapten Herman Rante dan anggota Koppasandha bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi pembebasan tersebut. Keduanya menderita luka tembak, dan gagal diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.
3. Kopassus berhasil menangkap tokoh Timor Leste, Xanana Gusmao, yang merupakan pimpinan kelompok pemberontak Fretelin. Kopassus meringkus Xanana di Dili Timur, pada tahun 1992 saat bersembunyi di bawah lemari berlubang.
4. Kopassus juga pernah berhasil melakukan operasi pembebasan para peneliti Ekspedisi Lorentz ’95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua, tahun 1996. Operasi ini dipimpin oleh Komandan Jenderal Kopassus Prabowo Subianto. Operasi itu disebut juga sebagai Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.
Operasi tersebut dimulai tanggal 8 Januari 1996 sejak dilaporkannya peristiwa penyanderaan tersebut. Lalu, operasi berakhir tanggal 9 Mei 1996 setelah penyerbuan Kopassus ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika. Dalam penyerbuan ini, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas, yakni Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. Th. Panekenan, seorang peneliti biologi.
5. Kopassus menempati urutan dua di bawah Delta Force USA dari 35 dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer melakukan operasi militer strategis (intelijen, gerakan, infiltrasi, aksi) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault yang berlangsung di Wina Austria.
6. Kopassus dinobatkan Discovery Channel Military sebagai pasukan elit terbaik ketiga dunia pada 2008 di bawah Special Air Force Inggris dan Mossad Israel. .