Isu Terkini

9 Februari 1985: Hari Pers Nasional Sampai Akhirnya Ditetapkan Soeharto 

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Hari Pers Nasional (HPN) selalu diperingati pada tanggal 9 Februari setiap tahunnya. Dewan Pers menetapkan perayaan HPN berlangsung secara bergantian di ibu kota provinsi se-Indonesia setiap tahunnya. Tahun 2019 ini, Surabaya menjadi tuan rumah peringatan Hari Pers Nasional dengan tema ‘Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital’.

Seperti apa sejarah lahirnya Hari Pers Nasional yang setiap tahun selalu diperingati pada tanggal 9 Februari yang sekaligus bertepatan dengan hari jadi Persatuan Wartawan Indonesia itu?

Soeharto Tetapkan Hari Pers Nasional

Pemerintahan Soeharto memiliki andil penting dalam menetapkan Hari Pers Nasional. Penguasa Orde Baru itu merespons permintaan kalangan pers akan adanya Hari Pers Nasional. Keinginan para wartawan untuk menetapkan hari bersejarah bagi pers akhirnya didengar oleh Soeharto.

Akhirnya, lewat Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985, Soeharto menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Seperti termuat dalam Harian Kompas yang terbit pada 10 Februari 1985, Presiden Soeharto menetapkan Hari Pers Nasional (HPN) bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) yang ke-39.

Kala itu, Soeharto menegaskan bahwa pers muncul sebagai obor penerangan. Soeharto juga memberikan penjelasan mengenai GBHN 1983 dan berusaha mengembangkan pers yang sehat, bebas dan bertangung jawab. “Pertumbuhan dan peningkatan pers nasional akan memberikan nilai positif bagi perkembangan dan pertumbuhan bangsa Indonesia,” kata Soeharto.

Keputusan Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985 itu menyatakan bahwa pers nasional Indonesia memiliki sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.

Namun, sebelum muncul Keppres Nomor 5 tahun 1985, HPN telah digodok sebagai salah satu butir keputusan kongres ke-28 PWI yang dilaksanakan di kota Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1978. Kesepakatan tersebut terlepas dari kehendak masyarakat untuk menetapkan 1 hari bersejarah untuk memperingati peran dan juga keberadaan pers secara nasional.

Lalu, pada sidang ke-21 Dewan Pers di Bandung, 19 Februari 1981, kehendak tersebut akhirnya disetujui oleh Dewan Pers untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah sekaligus menetapkan penyelenggaraan Hari Pers Nasional. Pers mengalami dinamika dan permasalahannya dari masa keemasan. Bukan hanya itu, pers membantu mempublikaskan keadilan yang terjadi hingga saat ini.

Lahirnya PWI Jadi Tonggak Perjuangan Pers Nasional

HPN sendiri tak bisa dilepaskan dari fakta sejarah mengenai peran penting wartawan baik itu sebagai aktivis pers maupun aktivis politik. Sebagai akivis pers, wartawan bertugas dalam pemberitaan dan penerangan guna membangkitkan kesadaran nasional serta sebagai aktivis politik yang menyulut perlawanan rakyat terhadap kemerdekaan.

Menariknya, peran ganda tersebut terus dilakukan wartawan bahkan sampai setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Lebih dari itu, pers kemudian mempunyai peran strategis dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Pada 1946, aspirasi perjuangan wartawan dan pers Indonesia mendapat pengakuan dan wadah pada 9 Februari 1946 dengan terbentuknya organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Maka dari itu, HPN juga diselenggarakan untuk merayakan hari jadi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Lahirnya HPN juga berkaitan dengan PWI, yang ternyata lahir dan terbentuk pada 9 Februari 1946.

Lahirnya PWI di tengah situasi perjuangan mempertahankan Republik Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan, serta integritas bangsa dan negara.

Kehadiran PWI juga diharapkan mampu menjadi tombak perjuangan nasional menentang kembalinya konolialisme dan dalam menggagalkan negara-negara boneka yang hendak meruntuhkan Republik Indonesia. Selain itu para wartawan dituntut untuk berjuang memberikan informasi terkini yang terjadi di tengah pemerintahan Indonesia.

Hari Pers Nasional menjadi ajang silahturahmi dan penyatuan pemikiran untuk kemajuan pers khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan terbesar dan paling bergengsi bagi komponen pers Indonesia. Landasan ideal HPN ialah sinergi. Sinergi antar komponen pers, antara komponen pers, masyarakat dan pemerintah.

Share: 9 Februari 1985: Hari Pers Nasional Sampai Akhirnya Ditetapkan Soeharto