Isu Terkini

Ekspor Kereta ke Bangladesh, PT INKA Siap Bersaing di Tingkat Internasional?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Kalian pasti pernah dong, naik kereta jarak jauh di Indonesia? Mungkin ke Bandung, Yogyakarta, atau ke kota-kota lainnya. Buat kalian yang belum tahu, kereta-kereta itu dibuat oleh PT Industri Kereta Api (INKA). Perusahaan milik pemerintah asli Indonesia. Perusahaan ini dibentuk tahun 1981 sebagai penerus dari Balai Yasa Lokomotif Uap.

Seiring perkembangannya, INKA memang tidak berkembang secepat perusahaan kereta asal Jepang. Perusahaan ini baru membuat gerbong kereta untuk penumpang di tahun 1985. Meski begitu, perusahaan ini sudah berhasil melakukan ekspor kereta ke berbagai negara lho! Yang terbaru, PT INKA baru saja kembali mengekspor kereta ke Bangladesh. Tidak tanggung-tanggung, di tahun 2019 ini, sebanyak 250 kereta api buatan PT INKA mulai dikirim ke Bangladesh. Dengan rincian 50 kereta tipe Broad Gauge (BG) dan 200 kereta tipe Meter Gauge (MG), pengiriman akan dilakukan secara bertahap. Total nilai kontrak ekspor kereta ini sebesar 100,8 juta Dolar, atau setara dengan Rp1,4 triliun Rupiah.

Ekspor ke Bangladesh ini bukanlah kali pertama. Sebelumnya di tahun 2006, dengan nilai kontrak 13,8 juta Dolar, PT INKA mengekspor 50 kereta ke Bangladesh. Begitu pun di tahun 2016. Sepuluh tahun setelah pengiriman pertama, PT INKA mengekspor 150 kereta dengan total kontrak senilai 72,39 juta Dolar.

Dalam mengimpor kereta Indonesia, ada beberapa karakteristik yang diminta oleh Pemerintah Bangladesh. Salah satunya adalah membuatkan kereta yang super kuat. “Ya, benar, sangat kuat. Di atas rata-rata ukuran Asia, karena memang di sini (Bangladesh) aturan untuk naik kereta di atas masih diperbolehkan,” ujar Staf Purna Jual PT INKA Triono di Stasiun Kamalapur, Dhaka, Bangladesh, pada bulan November 2018, seperti dilansir dari siaran pers Kementerian Luar Negeri.

Bukti Industri Lokal Mulai Bersaing di Tingkat Internasional

Dengan semakin dipercayanya PT INKA sebagai perusahaan pembuat kereta, hal ini menjadi bukti kalau Indonesia sudah cukup mampu untuk memenangkan persaingan di tingkat internasional. Apalagi, jika melihat produk kereta yang diekspor tersebut, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)-nya sudah mencapai 65 persen dari total produk. Hal ini seperti diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. “Kalau permesinan dihitung sebagai local content, TKDN bisa mencapai 80 persen, ditambah sinergi dengan bahan baku lokal yang tersedia,” tutur Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/1). Ia pun menyatakan kalau ekspor ini dapat menjadi bukti produk ekspor Indonesia bisa berbentuk manufaktur, tidak melulu komoditas. “Ekspor INKA menunjukkan ekspor kita bukan melulu komoditas, 73 persen dari total ekspor sudah dari industri pengolahan,” ujarnya.

Kedekatan Indonesia dengan Bangladesh Tidak Hanya Soal Ekspor Kereta

Berbicara tentang hubungan Indonesia-Bangladesh, kedua negara ini tidak hanya sebatas mengekspor kereta. Hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada tahun 1972 setelah Indonesia mengakui kemerdekaan Bangladesh. Kerja sama yang dijalin pun telah terjadi di berbagai sektor. Beberapa sektor di antaranya seperti pertanian, pertahanan, pendidikan, ketahanan pangan, kontra-terorisme, riset dan teknologi, dan mitigasi bencana. Kondisi kedua negara yang sama-sama masih berkembang membuat keduanya memiliki pengertian satu sama lain.

Di level multilateral, Indonesia-Bangladesh pun memiliki hubungan yang baik. Tercatat kedua negara menjadi mitra di beberapa organisasi multilateral. Organisasi-organisasi tersebut seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok, dan Organisasi Kerjasama Islam.

Share: Ekspor Kereta ke Bangladesh, PT INKA Siap Bersaing di Tingkat Internasional?