Isu Terkini

Angin Kencang Sepanjang Pergantian Tahun, Apa Sebabnya?

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Berbagai bencana alam yang menimpa Indonesia sebelum pergantian tahun kemarin membuat masyarakat tak henti-hentinya waspada. Apalagi beberapa hari belakangan, angin kencang kerap menimpa Jakarta dan sekitarnya. Hal itu tentunya membuat warga kian khawatir. Perlu diketahui, bahwa sebenarnya angin kencang tersebut juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang lainnya.

Misalnya saja, di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Gunungbatu Kecamatan Sambungmakmur. Di sana ada dua unit rumah yang tak beratap akibat angin kencang yang terjadi pada Selasa, 1 Januari 2018 sekitar pukul 16.00 WITA. Masih di Kalimantan Selatan dan di hari yang sama, ada sekitar empat rumah warga yang atapnya juga rusak pasca angin puting beliung di Kelurahan Gadang, Kecamatan Banjarmasin Tengah.

Meski tidak menelan korban jiwa, angin kencang memang cukup membuat ras was-was tak berkesudahan. Lalu, mengapa terus angin terus menerus menerjang cukup kencang? Deputi Bidang Meteorologi Drs. R. Mulyono R. Prabowo, M.Sc. mengatakan bahwa kondisi lapisan udara (atmosfer) memang teridentifikasi adanya peningkatan tekanan udara di dataran Asia. Analisis itu tercatat pada 31 Desember 2018 pada pukul 07.00 WIB kemarin.

Belum lagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda tiga bibit siklon tropis. Siklon alias angin ribut yang berpusar dan bergerak dengan cepat itu terpantau di Laut China Selatan, Teluk Carpentaria Australia (sebelah selatan Papua), dan di samudera Hindia (sebelah selatan Jawa). Dari ketiga bibit siklon tersebut, kecepatan angin maksimum terjadi di Teluk Carpentaria sebesar 25 knots dan Laut China Selatan dengan kecepatan angin maksimum 20 knots di pusatnya.

“Kondisi ini menyebabkan pergerakan massa udara dari Asia yang bergerak menuju Indonesia mengalami penguatan, sehingga berdampak pula pada potensi peningkatan kecepatan angin, ketinggian gelombang laut, dan potensi hujan lebat di beberapa wilayah di Indonesia,” ujar R. Mulyono dalam keterangan resminya pada 31 Desember 2018 kemarin.

Tercatat pula, angin kencang itu akan tetap menerjang wilayah Indonesia hingga 6 Januari 2019 nanti. Beberapa wilayah yang diprakirakan akan terdampak angin kencang antara lain: Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur bagian utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku.

Penyebab Angin Kencang dan Beragam Jenisnya

Wilayah Indonesia sering kali terkena bencana angin kencang. Bencana tersebut cukup berbahaya karena bisa menimbulkan kerusakan hingga korban jiwa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya angin kencang, seperti orogafis atau topografis. Memasuki musim pancaroba risiko terjadinya angin kencang memang sangat tinggi.

Kecepatan angin juga sebenarnya sangat bervariasi. Oleh sebab itu, angin terdiri dari beragam jenis. Apa saja macam-macam jenis angin?

Angin tetap, adalah angin yang mempunyai arah hembusan yang tetap sepanjang tahunnya. Angin tetap ini ini dibagi menjadi dua macam, yakni angin pasat dan juga angin antipasat. Angin pasat merupakan angin yang bertiup dari daerah subtropik menuju ke equator atau khatulistiwa. Sedangkan angin antipasat merupakan angin yang bertiup dari daerah equator menuju ke daerah subtropik.

Angin Muson, angin yang disebut juga dengan angin musim ini ialah udara yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan). Antara periode satu dengan periode lainnya mempunyai pola yang berlawanan dan berganti ganti arah pada setiap setengah tahunnya. Setengah tahun pertama biasanya akan bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya akan bertiup angin laut yang bersifat basah. Pada bulan Oktober hingga April, angin ini melewati samudera Pasifik dan juga samudera Hindia dengan membawa banyak uap air. Maka saat itu Indonesia akan mengalami musim penghujan.

Angin Darat, angin yang bertiup dari daratan ke lautan. Angin ini biasanya bertiup pada malam hari yakni pada pukul 20.00 hingga pukul 16.00. Angin ini seringkali dimanfaatkan oleh nelayan-nelayan tradisional untuk berangkat melalut.

Angin Laut, kebalikan dari angin darat, angin laut ini merupakan angin yang bertiup dari laut menuju ke daratan. Angin ini umumnya bertiup pada siang hari, yakni mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Angin ini biasnya dimanfaatkan nelayan tradisional untuk menuju pulang sehabis melaut.

Angin Lembah, merupakan angin yang bertiup dari lembah menuju ke puncak gunung. Angin ini biasanya terjadi pada siang hari.

Angin Gunung, kebalikan dari angin lembah, angin gunung merupakan angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari.

Angin Fohn, disebut juga dengan angin jatuh, merupakan sebuah angin yang terjadi sesuai dengan jenis-jenis hujan seperti hujan orogafis. Angin ini terjadi karena adanya gerakan massa udara yang naik ke pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter, naik pada satu sisi kemudian turun lagi di sisi yang lainnya.

Share: Angin Kencang Sepanjang Pergantian Tahun, Apa Sebabnya?