Untuk anak muda urban Jakarta dan kota-kota besar di dunia lainnya, Spotify dan YouTube sudah menjadi sumber hiburan pilihan. Dengan transportasi umum yang menjadi pangkuan utama, ditambah tekanan pekerjaan atau tugas-tugas kuliah yang menggerus waktu tidur dan istirahat, kehadiran YouTube dan Spotify seakan hadir untuk memberikan sedikit kemudahan pada jiwa-jiwa yang letih tersebut. Popularitas kedua platform hiburan digital ini memang sedang begitu tinggi, mengalahkan kompetitor-kompetitornya yang menghadirkan hiburan serupa. Di akhir tahun, kedua platform hiburan digital ini pun memiliki caranya masing-masing untuk memberikan penggunanya konten tutup tahun. YouTube, melalui kolaborasi antar creator-nya, identik dengan konten YouTube Rewind. Sedangkan Spotify merayakan akhir tahun dengan memberikan akses pada penggunanya melihat rangkuman aktivitas bermusiknya selama satu tahun dengan nama Spotify Wrapped.
Di tahun 2010, YouTube yang sedang mulai diakses banyak orang menghadirkan konsep YouTube Rewind sebagai salah satu konten untuk menutup tahun. Idenya, YouTube Rewind sebagai sebuah konten video akan mengingatkan penontonnya tentang apapun yang viral di YouTube selama satu tahun ke belakang. Konten video YouTube Rewind ini akan diunggah di kanal YouTube Spotlight, dengan beberapa tambahan konten seperti konten di balik layar yang menunjukkan proses pembuatan video YouTube Rewind.
Di tahun 2010, YouTube Rewind yang ditonton lebih dari 4 juta penonton mendapatkan penerimaan yang cukup baik di masyarakat. Dengan persentase Like sebesar 92,13 persen dan persentase dislike 7,87 persen, hal ini menunjukkan bahwa penonton menyukai konten tersebut. YouTube Rewind yang pertama ini diunggah tanggal 13 Desember 2010.
Di tahun berikutnya, YouTube Rewind 2011 ternyata tidak begitu disukai. Dipandu oleh Rebecca Black sebagai pembawa acara, YouTube Rewind memang ditonton sebesar 10 juta orang. Meski begitu, persentase Like yang didapat hanya sebesar 46,21 persen, dengan persentase dislike sebesar 53,79 persen.
Lonjakan penonton yang mengakses YouTube membuat YouTube Rewind 2012 ditonton lebih dari 180 juta penonton. Kualitas yang kembali membaik di tahun 2012 ini membuat video YouTube Rewind 2012 yang berjudul “Rewind YouTube Style 2012”, yang direferensikan pada video Gangnam Style, kembali mendapat respon yang baik. Meski begitu, per tanggal 6 Desember 2018, persentase like yang didapat video ini sebesar 94,02 persen, dan persentase dislike sebesar 5,98 persen. Di tahun 2013 hingga 2015, persentase yang relatif serupa didapat oleh YouTube Rewind, menandakan adanya kualitas yang masih begitu baik.
Penurunan tingkat kesukaan penonton YouTube terhadap konten yang disajikan dalam YouTube Rewind dimulai di tahun 2016. YouTube Rewind 2016 yang dikenal dengan judul “YouTube Rewind: The Ultimate Challenge”, mendapatkan persentase dislike sekitar 13,37 persen, meskipun telah ditonton oleh sebesar 222 juta orang. YouTube Rewind 2016 ini pun hanya mendapatkan rating IMDB sebesar 1,7 dari 10.
Kemudian, meskipun sudah ditonton lebih dari 200 juta orang, penonton YouTube Rewind 2017 hanya mendapatkan like sebesar 65,66 persen, dan mendapatkan dislike sebesar 34,33 persen. Rating IMDB untuk YouTube Rewind 2017 ini hanya 1,3 dari 10. Sedangkan YouTube Rewind 2018 yang diunggah tanggal 6 Desember 2018 kemarin, telah mendapatkan dislike sebesar 1,5 juta orang dan like sebesar 760 ribu orang. Dari sini terlihat bahwa konten YouTube Rewind semakin tidak disukai oleh banyak orang.
Tren penurunan ini, sebenarnya bukan tidak berdasar. Kehadiran dua YouTube personality yang kontroversial di YouTube Rewind 2017, Logan Paul dan Jake Paul, membuat konten ini semakin tidak disukai. Kemudian, yang memperparah kondisi ini adalah PewDiePie yang tidak diikutkan dalam konten YouTube Rewind 2017. Di tahun 2018 ini, seperti tidak belajar dari kesalahan tahun sebelumnya, kritik keras telah dikirimkan ke YouTube terhadap konten YouTube Rewind-nya karena kembali tidak mengikutsertakan PewDiePie dan justru mengajak artis-artis yang tidak berasal dari YouTube seperti Will Smith dan Trevor Noah.
Memang sulit untuk memberikan kesenangan pada setiap orang. Namun jika ada Dislike yang lebih besar daripada Like, tentu ada sesuatu yang tidak disukai penonton di dalamnya. Fakta bahwa PewDiePie, salah satu Content Creator YouTube yang paling besar di dunia tidak diikutsertakan, tentu menjadi salah satu tanda tanya yang besar dalam YouTube Rewind ini. Hal ini pun membuat YouTube Rewind, sebagai salah satu konten untuk melihat kembali apa yang terjadi setahun ke belakang, kehilangan identitas dan tujuan utamanya.
Sedikit berbeda dengan YouTube, Spotify – sebuah platform hiburan digital berbasis audio yang didirikan di tahun 2006 – memberikan konten tutup tahun untuk penggunanya dengan sentuhan yang lebih personal. Konten tersebut adalah Spotify Wrapped, yang sebenarnya menjadi program tahunan sejak tahun 2016. Tujuan utama dari konten Spotify Wrapped ini adalah memberikan penggunanya rangkuman tentang pengalaman musik pribadinya di Spotify selama setahun ke belakang. Mulai dari lagu-lagu yang paling sering didengar, hingga lagu pertama yang didengar di tahun tersebut, Spotify berusaha membuat penggunanya bernostalgia melalui Spotify Wrapped ini. Spotify Wrapped ini sendiri bisa diakses melalui situs spotifywrapped.com.
Entah karena masih relatif baru atau memang telah dipersiapkan dengan baik, Spotify Wrapped mendapatkan respon yang begitu baik, terutama jika dibandingkan dengan YouTube Rewind. Kalau YouTube Rewind semenjak tahun 2016 mengalami penurunan dalam konteks respon positif, Spotify Wrapped justru semakin disukai. Nampaknya, strategi Spotify yang memang menyarankan penggunanya untuk membagikan hasil Spotify Wrapped mereka ke media sosial seperti Instagram atau Twitter cukup berhasil. Bravo, Spotify!